View Full Version
Jum'at, 11 Sep 2020

Menteri Luar Negari AS Mike Pompeo Minta Turki Tarik Pasukan Dari Mediterania

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada Kamis (10/9/2020) bahwa dia akan mengunjungi Siprus untuk mencari solusi damai untuk memuncaknya ketegangan Mediterania ketika dia meminta Turki untuk menarik kembali pasukannya.

Pompeo akan mengadakan pembicaraan di Siprus pada hari Sabtu setelah perjalanan ke Doha di mana dia akan membantu meresmikan pembicaraan yang telah lama ditunggu antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.

Diplomat tertinggi AS itu mengatakan perjalanannya ke Siprus akan melengkapi panggilan telepon oleh Presiden Donald Trump dengan mitranya dari Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis.

Sengketa itu "harus diselesaikan dengan cara yang diplomatis dan damai," kata Pompeo kepada wartawan di pesawatnya.

"Jadi saya akan mengerjakan proyek itu juga, mencoba memastikan bahwa saya memahami risiko yang terkait dari sudut pandang masyarakat Siprus," katanya.

Pompeo memuji Jerman karena berusaha menurunkan ketegangan. Namun Prancis justru aktif dengan kuat mendukung Yunani dan Siprus.

“Kami berharap akan ada percakapan yang nyata dan kami berharap aset militer yang ada di sana akan ditarik sehingga percakapan tersebut dapat berlangsung,” kata Pompeo.

Turki, yang memburu cadangan gas dan minyak di perairan yang diklaim oleh sesama anggota NATO Yunani, bulan lalu mengerahkan kapal eksplorasi yang didukung oleh fregat militer.
Yunani menanggapi dengan latihan angkatan laut sebagai peringatan.

Perjalanan Pompeo dilakukan tak lama setelah Amerika Serikat mencabut embargo senjata yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Siprus, yang membuat marah Turki.

Langkah itu diklaim untuk membawa stabilitas ke pulau yang terpecah itu tetapi para kritikus mengatakan itu memiliki efek sebaliknya, mendorong Siprus untuk bekerja sama dengan negara lain seperti Rusia.

Turki telah menduduki bagian utara Siprus sejak 1974, ketika menyerbunya sebagai tanggapan atas kudeta yang direkayasa oleh para pemimpin militer di Athena yang berusaha menyatukan pulau itu dengan Yunani. (AN)


latestnews

View Full Version