View Full Version
Sabtu, 26 Sep 2020

7 Orang Ditahan di Prancis Setelah Penikaman Terkait Surat Kabar Satir Charlie Hebdo

PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) -  Tujuh orang ditahan pada hari Sabtu (25/9/2020) setelah penimakan di luar bekas kantor surat kabar satir Charlie Hebdo di Paris, termasuk tersangka penyerang, kata pihak berwenang.

Otoritas kontraterorisme sedang menyelidiki apa yang oleh pihak berwenang disebut sebagai serangan ekstremis terkait dengan Charlie Hebdo, yang kehilangan 12 karyawan dalam serangan Al-Qaidah pada tahun 2015.

Mingguan itu, yang secara rutin mengejek tokoh agama dan tokoh terkemuka lainnya, baru-baru ini menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam yang membuat marah banyak orang Muslim.

Tersangka penyerang dalam penikaman hari Jumat telah ditangkap sebulan lalu karena membawa obeng tetapi tidak berada dalam radar radikalisasi polisi, kata Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin. Dia mengatakan obeng dianggap sebagai senjata, tetapi tidak menjelaskan alasannya.

Tersangka tiba di Prancis tiga tahun lalu sebagai anak di bawah umur tanpa pendamping, tampaknya dari Pakistan, tetapi identitasnya masih diverifikasi, kata sang menteri.

Tujuh orang lainnya ditahan setelah serangan hari Jumat itu, tetapi satu telah dibebaskan, menurut pejabat pengadilan. Lima dari mereka yang ditahan dikurung di pinggiran kota Paris Pantin di sebuah kediaman di mana tersangka diyakini pernah tinggal, kata seorang pejabat polisi.

Dua orang terluka dalam serangan hari Jum'at, seorang wanita dan seorang pria yang bekerja di sebuah perusahaan produksi dokumenter yang keluar untuk merokok.

Menteri dalam negeri mengakui bahwa keamanan tidak ketat di jalan di mana Charlie Hebdo pernah bermarkas, dan memerintahkan perlindungan khusus untuk semua "situs simbolis", dengan mencatat khusus di situs-situs Yahudi tertentu selama liburan Yom Kippur akhir pekan ini termasuk Sebuah toko kelontong Yahudi menjadi sasaran beberapa hari setelah pembantaian ruang berita Charlie Hebdo, yang menurut pihak berwenang adalah serangan terkoordinasi. (AN)


latestnews

View Full Version