View Full Version
Senin, 28 Sep 2020

Negara Timur Tengah dan Asia Khawatir Atas Konflik Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh

NAGORNO-KARABAKH (voa-islam.com) - Negara-negara Timur Tengah dan Asia hari Ahad (27/9/2020) menyatakan kekhawatirannya
atas meningkatnya permusuhan setelah pasukan Armenia menembaki militer Azerbaijan dan posisi sipil di wilayah Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh yang diduduki.

Iran meminta Azerbaijan dan Armenia untuk mengakhiri konflik dan memulai pembicaraan.

Teheran terus mencermati konflik tersebut dengan kekhawatiran, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh.

Iran siap menggunakan semua kemampuannya untuk membuat gencatan senjata dan memulai pembicaraan antara kedua pihak, kata Khatibzadeh.

Pakistan mendukung Azerbaijan setelah pelanggaran perbatasan Armenia dan serangan di Karabakh Atas.

"Pakistan mendukung negara Azerbaijan dan mendukung hak untuk mempertahankan diri," kata Kementerian Luar Negeri dalam satu pernyataan.

"Kami mendukung posisi Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, yang sejalan dengan beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi dengan suara bulat," tambahnya.

Kazakhstan meminta Yerevan dan Baku untuk mengakhiri konflik, kata Kementerian Luar Negeri negara itu dalam sebuah pernyataan.

Menyatakan keprihatinan yang mendalam, kementerian tersebut mengatakan Nur-Sultan mendesak kedua negara untuk mengambil semua langkah untuk menstabilkan situasi dan memulai dialog.

Organisasi internasional Kazakhstan juga siap membantu mencari cara damai untuk mengakhiri konflik, pernyataan itu menambahkan.

Bentrokan perbatasan meletus Ahad pagi setelah pasukan Armenia menargetkan pemukiman sipil Azerbaijan dan posisi militer di wilayah Karabakh Atas yang diduduki.

Hubungan antara kedua negara bekas Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia mancaplok Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.

Empat Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB serta banyak organisasi internasional menuntut penarikan pasukan pendudukan.

OSCE Minsk Group - diketuai bersama oleh Prancis, Rusia dan AS - dibentuk pada tahun 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Gencatan senjata, bagaimanapun, disepakati pada tahun 1994.

Prancis, Rusia dan NATO, antara lain, mendesak penghentian segera bentrokan di wilayah pendudukan. (AA)


latestnews

View Full Version