View Full Version
Senin, 26 Oct 2020

Kepala Mossad Duga Kesepakatan Normalisasi Israel dan Arab Saudi Akan Segera Datang

TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Kepala badan intelijen Israel menduga kesepakatan normalisasi antara Tel Aviv dan Riyadh akan segera datang, menurut Jerusalem Post.

Yossi Cohen, kepala badan intelijen Israel Mossad, mengklaim Saudi akan menunggu sampai setelah pemilihan umum AS pada 3 November sebelum mengumumkan kesepakatan itu "sebagai hadiah" bagi kandidat yang menang.

Cohen melanjutkan dengan menyatakan Saudi akan menunggu untuk berkenalan dengan calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden sebelum memberinya hadiah, jika dia memenangkan pemilihan.

Komentar tersebut dibuat selama diskusi tertutup tetapi dilaporkan oleh Jerusalem Post.

Kemungkinan keraguan Saudi terhadap Biden terkait dengan pendiriannya terhadap Riyadh, dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman pada khususnya, mengingat posisi garis keras sebelumnya terhadap MBS tak lama setelah pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.

Arab Saudi masih tidak memiliki hubungan formal dengan negara Yahudi itu, tetapi sekarang mengizinkan penerbangan ke dan dari Israel di ruang udaranya.

Komentar itu muncul saat sumber informasi mengatakan kepada Israel Channel 12 bahwa Oman kemungkinan akan menjadi negara Arab keempat yang baru-baru ini menormalkan hubungan dengan Tel Aviv, mengikuti jejak Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan.

Israel membuat perjanjian penting bulan lalu dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain, dan pada hari Jum'at, setuju dengan Sudan untuk menormalkan hubungan dalam kesepakatan yang ditengahi AS.

Sehari kemudian, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kesepakatan itu "mengubah peta Timur Tengah" dan menegaskan "akan ada lebih banyak negara".

Normalisasi dengan Israel adalah topik yang sangat kontroversial di seluruh dunia Arab dan laporan kesepakatan telah memicu protes di seluruh wilayah.

Palestina telah vokal dalam menentang perjanjian tersebut, dengan alasan bahwa keputusan tersebut menghilangkan insentif bagi Israel untuk mengakhiri pendudukannya di wilayah Palestina. (TNA)


latestnews

View Full Version