View Full Version
Ahad, 01 Nov 2020

Ilham Aliyev: Tidak Ada Alasan Bagi Rusia Untuk Campur Tangan Dalam Konflik Nagorno-Karabakh

BAKU, AZERBAIJAN (voa-islam.com) - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan hari Ahad (1/11/2020) bahwa tidak ada alasan bagi Rusia untuk campur tangan dalam konflik di Nagorno-Karabakh karena Baku tidak mengancam wilayah Armenia.

Pertempuran telah berkecamuk di Nagorno-Karabakh - wilayah etnis Armenia di Azerbaijan - selama lebih dari sebulan dan pada hari Sabtu Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan meminta Moskow untuk "konsultasi mendesak" tentang bagaimana Rusia dapat membantu di bawah perjanjian pertahanan .

Menjadi tuan rumah bagi Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Baku, Aliyev mengatakan permintaan Pashinyan adalah "pengakuan kekalahan" dan bahwa perjanjian itu tidak berlaku karena Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.

"Azerbaijan sedang melakukan operasi militer di wilayahnya dan tidak memiliki rencana militer untuk wilayah Armenia," kata dia seperti dikutip kantor Aliyev.

Ratusan orang telah tewas sejak pertempuran baru meletus pada 27 September di Karabakh, yang lepas dari kendali Azerbaijan selama perang pada 1990-an.

Upaya internasional untuk mengamankan gencatan senjata berulang kali gagal.

Aliyev mengatakan negaranya akan menyetujui gencatan senjata hanya jika separatis Armenia berhenti berusaha merebut kembali wilayah yang baru-baru ini direbut kembali oleh pasukan Azerbaijan.

Ini adalah alasan utama untuk terus berjuang, katanya.

Cavusoglu menegaskan kembali dukungan Ankara untuk Azerbaijan dan mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengatakan kepadanya bahwa "tidak dapat diterima" meninggalkan Azerbaijan tanpa bantuan.

Pertempuran berlanjut semalam dan Ahad pagi, kata pihak yang bertikai.

Kementerian pertahanan Azerbaijan menuduh pasukan Armenia menargetkan pemukiman sipil dan militernya pada Sabtu dan malam.

Lebih dari 1.200 orang dari kedua belah pihak dilaporkan tewas dalam pertempuran itu, tetapi jumlah korban tewas diyakini jauh lebih tinggi. (Aby)


latestnews

View Full Version