TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Lebih dari 60 persen orang Israel percaya kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS akan lebih disukai untuk negara Yahudi itu, jajak pendapat menunjukkan pada hari Senin (2/11/2020).
Menurut jajak pendapat tersebut, yang ditugaskan oleh lembaga pemikir yang berbasis di Yerusalem, Institut Demokrasi Israel (IDI), dan dirilis pada malam pemungutan suara AS, 63 persen orang Israel, termasuk 70 persen orang Yahudi, berpikir kemenangan Trump merupakan keuntungan Israel.
Namun, hanya 17 persen orang Israel yang disurvei mengatakan calon presiden dari Partai Demokrat AS Joe Biden akan lebih baik untuk Israel, sementara 20 persen mengatakan mereka tidak tahu.
"Agaknya preferensi yang diucapkan di antara publik Yahudi agar Trump tetap bertugas sebagian besar berasal dari penilaian bahwa pemilihan Biden akan melemahkan hubungan AS-Israel, dan memperkuat hubungan antara Washington dan Palestina," kata IDI.
Jajak pendapat lain pada pertengahan Oktober, yang dilakukan untuk saluran TV berita i24 yang berbasis di Tel Aviv, menemukan bahwa 63 persen orang Israel mengatakan Trump akan menjadi presiden yang lebih pro-Israel.
Trump telah membuat beberapa keputusan penting untuk negara Yahudi itu selama masa jabatannya, termasuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan Suriah.
Dia juga mendukung kesepakatan normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuji Trump sebagai sekutu terkuat Israel di Gedung Putih.
Tetapi pemimpin oposisi Yair Lapid pada hari Senin mengatakan bahwa siapa pun yang menang, "presiden Amerika Serikat berikutnya akan menjadi teman Israel".
"Baik Donald Trump dan Joe Biden adalah teman Israel, dengan komitmen yang dalam kepada Israel dan Zionisme," kata Lapid dalam sebuah pernyataan, sambil menambahkan dia telah melihat "suara-suara radikal" yang bermusuhan tumbuh lebih kuat di dalam Partai Demokrat.
Beberapa rabi, termasuk Haim Druckman, mantan anggota Partai Agama Nasional yang berpengaruh, telah mendesak warga AS di Israel untuk memilih Trump. (TNA)