IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Jumlah orang Suriah yang melakukan bunuh diri meningkat secara signifikan pada tahun 2020; baik di daerah yang dikendalikan oleh rezim dan oposisi, situs berita Arab Post melaporkan.
Situs tersebut mengutip laporan dari organisasi hak asasi manusia, kelompok bantuan dan badan pemerintah yang semuanya menghubungkan peningkatan bunuh diri dengan kondisi kehidupan yang sulit, meningkatnya penyakit mental serta masalah sosial.
Seorang aktivis hak asasi manusia di provinsi barat laut Idlib yang dikuasai oposisi, Muayyad Al-Hussein, mengatakan sebanyak 18 kasus bunuh diri dan 18 percobaan bunuh diri tercatat di Idlib dan kamp-kamp perbatasan sejak awal tahun hingga November.
Al-Hussein menjelaskan bahwa mayoritas kasus disebabkan oleh keretakan, kekerasan dalam keluarga; terutama kekerasan berbasis gender atau hubungan perkawinan yang kejam yang menyebabkan perempuan mengakhiri hidup mereka.
Seorang pekerja bantuan di Idlib, Bakar Hamidi, mengatakan organisasi kemanusiaan dan medis harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit mental yang pada akhirnya menyebabkan bunuh diri, menambahkan bahwa kesempatan kerja harus tersedia bagi kaum muda dan pencari nafkah agar mereka dapat menafkahi keluarga mereka.
Sebanyak 132 kasus bunuh diri telah dilaporkan di wilayah rezim sejak awal tahun hingga November, kata seorang staf medis di ibu kota rezim, Damaskus. Berbicara tanpa menyebut nama, dia menambahkan bahwa dalam 82 kasus, mayat ditemukan tergantung, sementara penembakan, keracunan, dan melompat ke kematian adalah cara bunuh diri paling umum berikutnya di daerah tersebut.
Aleppo mencatat jumlah kasus bunuh diri tertinggi pada 2020 dengan 33 kasus, delapan di antaranya perempuan, disusul Damaskus dengan 27 kasus. (MeMo)