View Full Version
Ahad, 08 Nov 2020

Ribuan Orang Berunjuk Rasa di Pakistan Tuntut Pemutusan Hubungan Dengan Prancis

KARACHI, PAKISTAN (voa-islam.com) - Para demonstran berunjuk rasa di kota pelabuhan Pakistan Karachi pada hari Sabtu (7/11/2020) menentang posisi Prancis dalam penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Para aktivis dari partai sayap kanan Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP) dan penduduk Karachi turun ke jalan, menyerukan pemerintah Pakistan untuk memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Prancis. Sebelumnya, pemerintah Prancis membela hak kebebasan berbicara, termasuk menerbitkan gambar-gambar kontroversial.

Para pengunjuk rasa menginjak-injak gambar Presiden Prancis Emmanuel Macron, membakar bendera Prancis, dan mengangkat spanduk dengan slogan yang menyatakan kesediaan mereka untuk membalas apa yang mereka anggap sebagai penistaan.

"Kami menuntut pemerintah mengambil langkah-langkah untuk memboikot Prancis dan mengusir duta besarnya dari negara itu," kata Zubair Kasuri, juru bicara TLP, kepada kantor berita dpa.
 
Menyusul pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja asal Chechnya terhadap seorang guru kewarganegaraan di dekat Paris awal bulan lalu, Macron membela hak majalah Prancis Charlie Hebdo untuk menerbitkan karikatur nabi. Samuel Paty, 47, terbunuh bulan lalu setelah menunjukkan gambar kartun tersebut ke kelasnya, selama pelajaran tentang kebebasan berbicara.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV Arab yang berbasis di Qatar, al Jazeera, Sabtu lalu, Macron mengatakan dia memahami keterkejutan yang dirasakan umat Islam pada karikatur itu, tetapi membela kebebasan berekspresi dan nilai-nilai sekuler Prancis.

'Kurangnya pemahaman'

Perdana Menteri Imran Khan mengatakan bahwa orang Eropa telah menunjukkan kurangnya pemahaman atas fakta bahwa tradisi Islam secara eksplisit melarang gambar semacam itu. Demonstran juga turun ke jalan pekan lalu di Pakistan, Lebanon, Turki, dan India untuk memprotes pemerintah Prancis dan komentar kontroversial Macron.

Pakistan, negara berpenduduk mayoritas Muslim dengan populasi 220 juta, mengalami protes mematikan ketika sebuah film yang dianggap menghina Nabi Muhammad diunggah ke YouTube pada tahun 2012. (DW)


latestnews

View Full Version