View Full Version
Kamis, 12 Nov 2020

Kumandang Adzan Terdengar Untuk Pertama Kalinya di Kota Shusha Setelah 28 Tahun Diduduki Armenia

SHUSHA, NAGORNO-KARABAKH (voa-islam.com) - Panggilan shalat bagi umat Muslim, yang dikenal sebagai adzan, terdengar pada hari Rabu (11/11/2020) di kota simbolis Shusha Nagorno-Karabakh untuk pertama kalinya dalam hampir tiga dekade.

Rekaman di media sosial menunjukkan seorang tentara Azerbaijan mengumandangkan adzan di Masjid Yukhari Govhar Agha yang bersejarah di Shusha.

Shusha diduduki oleh pasukan Armenia pada 8 Mei 1992. Kota ini memiliki nilai militer yang signifikan karena lokasinya yang strategis sekitar 10 kilometer di selatan ibu kota wilayah dekat Khankendi (Stepanakert) dan di jalan yang menghubungkan kota itu dengan wilayah Armenia .

Mendapatkan kendali atas Shusha adalah kemenangan besar bagi pasukan Azerbaijan dalam perjalanan mereka menuju gencatan senjata yang ditandatangani 10 November, yang dipandang sebagai kemenangan Baku dalam konflik atas wilayah Nagorno-Karabakh yang diduduki Armenia.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengumumkan pada 8 November bahwa Shusha telah dibebaskan dari pendudukan Armenia.

"Setelah 28 tahun, adzan (panggilan untuk sholat) akan terdengar di Shusha," kata Aliyev, yang mengenakan seragam militer, dalam pidatonya kepada bangsa.

"Kami membuktikan kepada dunia bahwa Nagorno-Karabakh adalah tanah Azerbaijan bersejarah," katanya.

"Pawai kemenangan kami terus berlanjut. Jika kepemimpinan Armenia tidak menanggapi tuntutan saya, kami akan pergi sampai akhir," kata Aliyev dalam pidatonya di Gang Martir di ibu kota Baku.

Azerbaijan dan Armenia telah terlibat dalam konflik sengit di Nagorno-Karabakh sejak separatis Armenia yang didukung oleh Yerevan menguasai provinsi pegunungan itu dalam perang tahun 1990-an yang menewaskan 30.000 orang.

Kemerdekaan yang dideklarasikan sendiri oleh Nagorno-Karabakh belum diakui secara internasional, bahkan oleh Armenia, dan tetap menjadi bagian dari Azerbaijan di bawah hukum internasional.

Pertempuran terberat sejak gencatan senjata tahun 1994 meletus pada 27 September dan berlangsung selama lebih dari sebulan meskipun upaya diplomatik yang intens untuk menghentikannya. Kemenangan Azerbaijan menjadi resmi pada Senin ketika Armenia setuju untuk menerima kekalahannya melalui kesepakatan damai yang menegaskan penarikan pasukannya dari wilayah Nagorno-Karabakh. (TDS)


latestnews

View Full Version