View Full Version
Ahad, 15 Nov 2020

Badan Intelijen Israel Berencana Bunuh Arafat Dengan Meledakkan Stadion di Libanon

TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Badan intelijen Israel berencana untuk membunuh Yasser Arafat dan para pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) lainnya di awal tahun 80-an dengan meledakkan stadion di Libanon, sebuah laporan baru terungkap.

Operasi rahasia itu direncanakan berlangsung pada Januari 1982 tetapi akhirnya dibatalkan oleh Perdana Menteri Menachem Begin, harian Israel Yedioth Ahronoth melaporkan.

Tanpa sepengetahuan sebagian besar pejabat Israel, para agen ditugaskan untuk menempatkan bahan peledak di bawah dan di sekitar stadion Beirut.

Kerusakan yang disebabkan oleh ledakan yang direncanakan itu "belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan di Libanon", seorang mantan pejabat militer mengatakan kepada Yedioth Ahronoth.

Unit rahasia di balik rencana tersebut dan bertugas menjalankan misi gerilya dan plot pembunuhan dipimpin oleh Meir Dagan, yang kemudian menjadi kepala badan intelijen Mossad.

Plot itu muncul di tengah kemarahan atas kematian dua anak kecil dalam serangan yang dilakukan oleh Samir Kuntar dan tiga militan Front Pembebasan Palestina Palestina (PLF).

Anggota PLF menyusup ke Israel pada tahun 1979, membunuh seorang petugas polisi, dan seorang gadis berusia empat tahun dan ayahnya dalam upaya penculikan yang gagal.

Otoritas Israel menuduh Kuntar membunuh anak berusia empat tahun itu dengan menampar kepalanya dengan popor senapannya, sebuah tuduhan yang ditolak oleh militan Libanon itu.

Ibu gadis itu secara tidak sengaja membekap putrinya yang berusia dua tahun dalam upaya untuk menjaga agar anaknya tetap diam dan bersembunyi dari para militan.

Setelah serangan itu, panglima militer Rafael Eitan mengatakan kepada para pejabat bahwa figur PLO di Libanon adalah "permainan yang adil", menurut laporan itu.

Plot pembunuhan dibatalkan oleh Perdana Menteri Menachem Begin hanya beberapa jam sebelum direncanakan untuk dilakukan.

Sebagai ketua PLO dan anggota pendiri faksi Fatah, Arafat adalah tokoh utama dalam konflik dengan Israel sebelum berpartisipasi dalam negosiasi perdamaian di tahun 90-an.

Arafat menjabat sebagai presiden pertama Otoritas Palestina setelah berdirinya setelah Kesepakatan Oslo tahun 1994. (TNA)


latestnews

View Full Version