MOSKOW, RUSIA (voa-islam.com) - Drone serang eksperimental Kalashnikov Rusia diuji selama konflik yang sedang berlangsung di Suriah, sebuah laporan baru terungkap minggu ini.
Kepala Rostec, Sergey Chemezov (firma pertahanan negara Rostec memiliki setidaknya 25% saham di Kalashnikov), mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat tanpa awak tersebut telah membuktikan dirinya dengan baik, dan sangat efektif, meskipun powernya rendah. Selain pesawat pengintai, Kementerian Pertahanan Rusia juga akan memperoleh drone militer.
Sebuah laporan oleh RT Arab mengungkapkan bahwa drone ini, yang baru bagi militer Rusia, diuji terhadap target musuh selama konflik yang sedang berlangsung di Republik Arab Suriah. Sebelumnya Fox News dan lainnya merinci perkembangan drone bunuh diri Kalashnikov.
Patut dicatat bahwa kompleks Kalashnikov tahun lalu menampilkan drone Kub-BLA dan Lancet kamikaze yang dikembangkan oleh anak perusahaannya. Faktanya, perangkat ini adalah proyektil yang terbang dalam mode kendali jarak jauh di atas medan perang dan meledak saat mencapai posisi musuh.
Kub-BLA membawa muatan sekitar tiga kilogram, dapat terbang hingga 30 menit dengan kecepatan 80-130 kilometer per jam dan mampu mencapai target terlepas dari tempat tersembunyi dan medannya.
Lancet memiliki dua versi: Lancet 1 memiliki berat lima kilogram dan membawa satu kilogram muatan dan mencapai target dalam radius 40 kilometer, dan Lancet 3 membawa muatan tiga kilogram dengan berat total 12 kilogram.
Pengembang menyebut kendaraan tersebut sebagai "senjata multi-peran pintar yang mampu secara independen mencari dan menghancurkan target tertentu, tidak seperti Kub-BLA, ia memiliki saluran TV, berkat itu tidak kehilangan kontak video dengan operator sampai itu menyentuh target. "
Ini juga digambarkan sebagai mesin navigasi melalui satelit, karena mereka menentukan koordinat dari sumber dan lokasi yang berbeda, dan dengan demikian, drone dapat menyerang di udara, di darat, dan di air tanpa memerlukan infrastruktur tambahan.
Kendaraan tak berawak lainnya juga sedang diuji di Rusia, Chemezov menambahkan: "Jika kita berbicara tentang pembuatan drone berukuran sedang, kami juga dapat menyebutkan drone Corsar, yang dapat membawa senjata." (ZH)