UNI EROPA (voa-islam.com) - Sebuah laporan oleh Euro-Mediterranean Human Rights Monitor dan SAM for Rights and Liberties mengungkapkan bahwa kelompok pemberontak Syi'ah Houtsi telah secara paksa merekrut sekitar 10.300 anak di Yaman sejak 2014, dan memperingatkan konsekuensi berbahaya jika Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terus gagal menangani fenomena ini.
Laporan yang dikeluarkan oleh kedua organisasi pada Hari Internasional Menentang Penggunaan Tentara Anak Sabtu (12/1/2021), menyatakan bahwa kelompok pemberontak Syi'ah Houtsi menggunakan berbagai cara untuk merekrut anak secara paksa dan untuk berperang di daerah yang dikuasainya di Yaman, yang mengakibatkan dalam kematian dan cedera ratusan. Organisasi tersebut mendokumentasikan 111 anak yang tewas selama pertempuran antara Juli dan Agustus 2020 saja.
Laporan itu, berjudul "Militarising Childhood", menyoroti penggunaan sekolah dan fasilitas pendidikan Syi'ah Houtsi untuk menarik anak-anak melalui perekrutan paksa melalui sistem pendidikan yang memicu kekerasan. Selain itu, doktrin Syi'ah kelompok ini diajarkan dalam ceramah khusus di dalam fasilitas pendidikan untuk membiasakan siswa dengan ide-ide ekstremis dan mendorong mereka untuk bergabung dengan medan pertempuran.
Laporan tersebut juga mengindikasikan bahwa selama tiga tahun terakhir, kelompok pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran itu memulai kampanye wajib untuk merekrut anak-anak, dan membuka 52 kamp pelatihan untuk menerima ribuan remaja dan anak-anak. Selain itu, kelompok tersebut meluncurkan kampanye perekrutan secara luas di wilayah Saada, Sana'a, Al Mahwit, Al-Hudaydah, Tihama, Hajjah dan Dhamar, menargetkan anak-anak berusia sepuluh tahun ke atas. (MeMo)