NAYPYIDAW, MYANMAR (voa-islam.com) - Para hacker telah menyerang situs web pemerintah Myanmar untuk memprotes kudeta militer, ketika junta terus menekan dengan upayanya untuk menghalangi oposisi nasional dengan blokade internet dan penyebaran pasukan.
Serangan dunia maya itu terjadi sehari setelah puluhan ribu orang berkumpul di seluruh negeri untuk memprotes para jenderal yang menggulingkan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi awal bulan ini.
Sebuah kelompok bernama Peretas Myanmar mengganggu situs web termasuk Bank Sentral, laman propaganda militer Myanmar, penyiar yang dikelola negara MRTV, Otoritas Pelabuhan, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
"Kami berjuang untuk keadilan di Myanmar," kata kelompok itu di halaman Facebook-nya.
"Ini seperti protes massa di depan situs web pemerintah."
Pakar keamanan siber Matt Warren dari Universitas RMIT Australia mengatakan kemungkinan besar tujuannya adalah untuk menghasilkan publisitas.
"Jenis serangan yang akan mereka lakukan adalah serangan denial of service atau merusak situs web yang disebut hacktivism," katanya kepada AFP.
"Dampaknya akan berpotensi terbatas tetapi yang mereka lakukan adalah meningkatkan kesadaran."
Akses internet sangat dibatasi untuk malam keempat, menurut NetBlocks, sebuah kelompok yang berbasis di Inggris yang memantau pemadaman internet di seluruh dunia.
Dikatakan konektivitas turun menjadi hanya 21 persen dari tingkat biasa, dan dipulihkan delapan jam kemudian sebelum dimulainya hari kerja.
"Praktik itu merugikan keselamatan publik dan memicu kebingungan, ketakutan, dan kesusahan di masa-masa sulit," cuit NetBlocks.(TRT)