HASAKAH, SURIAH (voa-islam.com) - Milisi Komunis dari Tentara Demokratik Suriah (SDF), yang didukung oleh Amerika Serikat, mencuri 140.000 barel minyak mentah setiap hari dari ladang minyak di provinsi timur laut Suriah, Hasakah, kata sebuah laporan.
Ghassan Halim Khalil, gubernur Hasakah, mengumumkan berita itu dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Libanon al-Akhbar pada hari Sabtu (19/2/2021), menambahkan bahwa minyak Suriah dijarah oleh milisi SDF dengan berbagai cara, semua dengan partisipasi dan dukungan dari pasukan Amerika yang dikerahkan ke wilayah tersebut.
Dia menekankan bahwa intelijen yang dikumpulkan dan diterima menunjukkan bahwa militan yang didukung AS itu menggunakan truk tanker dari daerah Taramish di sekitar Tigris dan di al-Malikiyah untuk menyelundupkan minyak Suriah ke negara tetangga Irak.
Khalil lebih lanjut mencatat bahwa banyak truk tangki melewati penyeberangan ilegal al-Mahmoudiyah ke Irak setiap hari, menambahkan bahwa militan SDF juga secara teratur mengirim minyak curian ke daerah-daerah yang mereka kuasai di Suriah.
Gubernur Suriah itu juga mengungkapkan bahwa pasukan AS telah memerintahkan petempur SDF untuk tidak mengizinkan daerah yang dikuasai Damaskus menerima minyak.
Eksplorasi minyak Suriah oleh AS pertama kali dikonfirmasi selama sidang dengar pendapat Senat antara Senator Republik Carolina Selatan Lindsey Graham dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Juli lalu.
Selama kesaksiannya kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Pompeo mengkonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa sebuah perusahaan minyak Amerika akan mulai bekerja di timur laut Suriah, yang dikendalikan oleh SDF, yang merupakan aliansi militan Komunis Kurdi yang saat ini menguasai wilayah-wilayah di Suriah utara dan timur.
Pemerintah Suriah pada saat itu mengecam keras perjanjian yang ditandatangani untuk menjarah sumber daya alam negara itu, termasuk minyak dan gas Suriah, di bawah sponsor dan dukungan dari pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump.
Sejak akhir Oktober 2019, AS telah mengerahkan kembali tentaranya ke ladang minyak yang dikendalikan SDF di Suriah timur, sebagai kebalikan dari perintah Trump sebelumnya untuk menarik semua pasukan dari negara yang dilanda perang itu.
Pentagon mengklaim bahwa langkah tersebut bertujuan untuk "melindungi" ladang dan fasilitas dari kemungkinan serangan pejuang Islamic State (IS), sementara Trump justru mengatakan bahwa AS mencari kepentingan ekonomi dalam mengendalikan ladang minyak. (ptv)