AMMAN, YORDANIA (voa-islam.com) - Direktur dan empat pejabat rumah sakit Yordania lainnya yang merawat pasien virus Corona ditahan pada hari Ahad (14/3/2021) atas insiden kematian di fasilitas itu setelah kehabisan oksigen, kata sumber-sumber pengadilan.
Seorang jaksa memutuskan untuk menahan mereka selama seminggu untuk diinterogasi setelah tujuh pasien meninggal Sabtu di rumah sakit di Salt, dekat Amman, kata mereka.
Kemarahan publik atas kematian menyebabkan pengunduran diri menteri kesehatan Nazir Obeidat, dan Raja Abdullah II, yang mengunjungi rumah sakit negara pada hari Sabtu, memerintahkan direkturnya Abdel Razak al-Khashman untuk juga mundur.
Kepala layanan kesehatan untuk provinsi tempat Salt berada juga telah di berhentikan semantara menunggu selesainya penyelidikan.
Dalam rekaman video yang diposting online, Abdullah mengunjungi rumah sakit dengan seragam militer dan tampak marah, menggelengkan kepalanya, terdengar mengatakan kepada direktur rumah sakit: "Bagaimana hal seperti itu bisa terjadi. Ini tidak dapat diterima."
Ratusan orang berunjuk rasa di luar selama kunjungan untuk melampiaskan rasa kekesalan mereka.
Kedua majelis parlemen Yordania akan mengadakan sesi darurat hari Ahad tentang kematian rumah sakit Salt.
Peristiwa itu datang ketika beban kasus virus harian di Yordania telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir, mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan kembali pembatasan, termasuk jam malam sepanjang hari pada hari Jum'at, hari istirahat.
Yordania, yang meluncurkan kampanye vaksinasi COVID-19 pada Januari, telah mencatat lebih dari 460.000 kasus virus Corona dan lebih dari 5.200 kematian. (TNA)