ALEPPO, SURIAH (voa-islam.com) - Outlet-outlet media oposisi Suriah melaporkan bahwa milisi Syi'ah proksi Iran, Kataib al-Imam Ali, telah membuka pusat perekrutan baru di jantung kota Aleppo di utara yang dikuasai rezim teroris Assad.
Pendirian pusat perekrutan berlangsung dengan persetujuan dari rezim Suriah, kata sumber lokal.
Javad al-Ghaffari, seorang pemimpin Syi'ah Iran terkemuka yang berbasis di Aleppo, telah bertemu dengan para pejabat di markas Kementerian Pertahanan di Damaskus untuk membahas dan menyetujui operasi tersebut.
Semua orang yang ingin bergabung dengan milisi, termasuk pembelot tentara dan orang-orang yang menghindari wajib militer, akan diterima, sumber memperkirakan. Pasukan rezim akan menghentikan pengejaran mereka terhadap siapa pun yang direkrut menjadi milisi Iran, bahkan jika mereka adalah mantan tentara yang dicari karena pembelotan atau warga yang dituduh menghindari wajib militer.
Bagi para pemuda Suriah yang hidup dalam kondisi ekonomi dan keamanan yang mengerikan, tawaran itu sangat menggiurkan.
Jaringan berita oposisi Suriah Eye of Euphrates menerbitkan sebuah laporan yang mengungkapkan rincian syarat dan ketentuan yang melibatkan pendaftaran di Kataib al-Imam Ali.
Menurut laporan itu, pejuang yang terdaftar akan menerima gaji bulanan $ 200 jika mereka menikah, dan $ 150 jika mereka lajang.
Mereka akan dikerahkan ke pos-pos di dekat alamat rumah mereka dan harus masuk tugas ketentaraan 20 hari setiap bulan.
Iran telah berusaha memperkuat kehadiran proksi di Suriah dengan latar belakang orientasi Rusia untuk memperkecil peran yang dimainkan oleh milisi Syi'ah yang didukung Iran di negara yang dilanda perang tersebut.
Perlu dicatat bahwa Iran telah melatih sekitar 70.000 petempur Syi'ah yang membentuk 128 resimen di Suriah.
Rusia, setelah melakukan intervensi di Suriah pada 2015, berusaha melemahkan milisi Syi'ah yang berpihak pada Iran dengan memperkuat pasukan rezim dan membentuk divisi militer untuk sukarelawan lokal.
Iran, bagaimanapun, mendorong maju dengan agenda rekrutmennya di Suriah, membentuk milisi yang mencakup tentara bayaran Syi'ah asing, anggota Korps Pengawal Revolusi Syi'ah Iran (IRGC) dan petempur dari milisi Syi'ah Hizbulata yang berbasis di Libanon. (AA)