TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Daftar Arab Bersatu (Ra'am) membalikan sebagian besar prediksi jajak pendapat bahwa mereka akan gagal memasuki Knesset (parlemen Israel) untuk memenangkan lima kursi saat 90% suara dihitung.
Jajak pendapat sebelum pemilihan umum hari Selasa memperkirakan bahwa Ra'am, yang dipimpin oleh Mansour Abbas, akan gagal untuk mengamankan ambang batas pemilihan 3,25% yang diperlukan untuk memasuki Knesset.
Di sisi lain, Joint List, aliansi tiga partai Arab yang dipimpin Ayman Odeh, memenangkan enam kursi meski diproyeksikan akan memperoleh 8-9 kursi.
Dalam dua tahun terakhir, empat partai Arab mencalonkan diri di bawah satu daftar, berhasil memenangkan 15 kursi dalam pemilihan Knesset tahun lalu. Menyusul ketidaksepakatan, Ra'am memutuskan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan secara terpisah.
Jika hasil saat ini bertahan, partai-partai Arab akan memiliki total 11 kursi, kurang empat dari apa yang mereka menangkan dalam pemilihan sebelumnya.
Berbicara kepada wartawan pada hari Selasa, Abbas menyerukan kesabaran sampai semua suara dari pemilihan hari Selasa dihitung.
Banyak yang melihat Abbas sebagai raja, yang pada akhirnya akan menentukan nasib Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Menurut hasil awal yang diumumkan Selasa malam oleh media Israel, partai Likud Netanyahu memenangkan 30 kursi di parlemen. Jajak pendapat menunjukkan bahwa kubu Netanyahu, yang terdiri dari Partai Likud dan sekutu, gagal memenangkan 61 kursi di Knesset yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan, hanya memperoleh 59 kursi.
Pada hari Rabu (25/3/2021), stasiun TV Israel menyarankan agar Netanyahu mungkin mencari dukungan dari Abbas untuk membentuk pemerintahan.
Berbicara kepada Saluran 13 Israel pada hari Rabu, Abbas tidak mengesampingkan kerja sama dengan pihak mana pun. "Kami tidak berada di saku siapa pun," kata pemimpin United Arab List. "Saya siap berbicara dengan semua orang."
Namun, wakil utama partai Likud, Micky Zohar, mengatakan kepada Perusahaan Penyiaran Publik Israel pada hari Rabu bahwa dia mengesampingkan kemungkinan Netanyahu membentuk pemerintahan dengan dukungan Abbas.
Karena penghitungan suara masih berlanjut, perubahan diharapkan dalam jumlah kursi parlemen yang diamankan oleh berbagai partai. (AA)