NAYPYIDAW, MYANMAR (voa-islam.com) - Hampir 600 orang di Myanmar tewas sejak militer melakukan kudeta merebut kendali pemerintahan pada Februari, kata satu kelompok hak asasi manusia pada Kamis (8/4/2021).
Hingga 7 April, 598 orang dipastikan dibunuh oleh junta militer, 2.847 ditahan dan 38 telah dijatuhi hukuman, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan dalam penjelasan hariannya.
Tentara Myanmar merebut kekuasaan pada 1 Februari, menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dan mengakhiri eksperimen singkat negara itu dengan pemerintahan sipil.
Menanggapi kudeta tersebut, kelompok sipil melancarkan kampanye pembangkangan sipil dengan demonstrasi massa dan aksi duduk.
Kelompok hak asasi mengatakan protes damai terus berlanjut di seluruh negara Asia Tenggara, dengan militer sekarang memfokuskan tindakan kerasnya di daerah pedesaan.
"Pasukan junta secara berlebihan menggunakan peluru tajam, granat, dan senapan mesin mencoba menciptakan zona konflik di Distrik Tahan, Kotapraja Kalay, Wilayah Sagaing," katanya.
Organisasi hak asasi manusia nirlaba yang berbasis di Thailand itu mengatakan tindakan junta militer menimbulkan risiko bagi perdamaian dan keamanan rakyat di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, sebuah persatuan ekonomi yang terdiri dari sepuluh negara anggota di Asia Tenggara dan seluruh kawasan. (AA)