MARIB, YAMAN (voa-islam.com) - Setidaknya 53 pemberontak Syi'ah Houtsi dan pasukan pro-pemerintah tewas dalam 24 jam terakhir, ketika pertempuran untuk wilayah Marib yang kaya minyak di Yaman meningkat, kata pejabat militer loyalis pada hari Sabtu (10/4/2021).
pemberontak Syi'ah Houtsi telah menekan untuk merebut wilayah utama Marib, benteng terakhir pemerintah di utara, sejak Februari.
"Pemberontak berhasil merebut sedikit wilayah" dalam pertempuran terakhir di barat laut kota itu, kata sumber militer pro-pemerintah, menambahkan bahwa mereka tidak mengancam kota Marib itu sendiri.
Sumber yang sama mengatakan 22 tentara pemerintah, termasuk lima perwira, telah tewas, bersama dengan 31 pemberontak Syi'ah Houtsi.
Pemberontak Syi'ah Houtsi pada tahun 2014 merebut ibu kota, Sana'a, 120 km barat Marib, bersama dengan sebagian besar Yaman utara. Pada Maret 2015, koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi atas nama pemerintah yang diakui secara internasional.
Pejabat militer loyalis mengatakan pada hari Sabtu bahwa pesawat koalisi telah melakukan serangan terhadap pemberontak Syi'ah Houtsi, tetapi pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran itu terus melanjutkan ofensifnya.
Pemberontak Syi'ah Houtsi juga meningkatkan serangan rudal dan drone terhadap sasaran sipil di negara tetangga Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir, menolak proposal Saudi untuk gencatan senjata.
Hilangnya Marib akan menjadi pukulan berat bagi pemerintah Yaman, yang saat ini berbasis di kota selatan Aden, dan bagi para pendukungnya di Saudi. Provinsi ini juga menjadi rumah bagi setidaknya satu juta orang terlantar yang tinggal di kamp-kamp di gurun sekitar.
Negara-negara Barat sebelumnya telah meminta pemberontak Syi'ah Houtsi untuk menghentikan serangan mereka di Marib, mengatakan pemberontak yang didukung Iran tersebut memperdalam krisis kemanusiaan negara itu. (MEE)