ALGIER, ALJAZAIR (voa-islam.com) - Lebih dari seratus da'i dan ulama di Aljazair hari Kamis (20/5/2021) meminta pemilik bisnis dan pedagang untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatan mereka untuk mendukung Palestina dan kelompok perlawanannya.
Dalam surat yang ditandatangani oleh sejumlah ulama Muslim, termasuk ketua Asosiasi Ulama Muslim Aljazair, anggota Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, Wakil Presiden Asosiasi Cendekiawan Maghreb Arab, dan Ketua Persatuan Para Imam di Aljazair.
Para penandatangan menyatakan bahwa "sejak bulan Ramadhan, rakyat Palestina telah menyaksikan agresi yang menyebabkan penumpahan darah anak-anak dan wanita tak berdosa, menghancurkan rumah dan melanggar kesucian Masjid Al-Aqsa," sambil menyerukan "dukungan untuk rakyat Palestina yang berjuang, memberikan semua jenis bantuan material dan moral untuk perlawanan yang gagah berani. "
Para ulama juga menuntut pemerintah negara-negara Muslim yang terlibat dalam hubungan terbuka dengan Israel untuk menarik pengakuan mereka dan secara permanen menghentikan segala jenis hubungan dengan otoritas pendudukan.
Para penandatangan mendesak pemilik bisnis dan pedagang untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatan mereka untuk mendukung rakyat Palestina dan perlawanan, dan pemerintah untuk mendukung proyek perumahan dan pembangunan kembali Gaza.
Para da'i dan ulama tersebut meminta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk "merotasi dan mengaktifkan kembali kepemimpinan Komite Yerusalem di antara negara-negara anggota, dan tidak menyerahkannya di tangan para pendukung normalisasi," mengacu pada Maroko.
Komite Yerusalem adalah bagian dari OKI dan telah diketuai oleh Maroko, yang mengumumkan dimulainya kembali hubungan dengan Israel pada bulan Desember dengan imbalan Amerika mengakui kedaulatannya atas wilayah Sahara Barat. Keputusan itu merupakan bagian dari gelombang kesepakatan normalisasi yang melibatkan tiga negara Arab lainnya, yakni Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan.
Kampanye pemboman Israel terhadap Gaza membuat lebih dari 75.000 warga Palestina mengungsi, menurut juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Jens Lark. Itu juga menewaskan lebih dari 232 orang, termasuk 65 anak-anak, dan melukai lebih dari 1.700 lainnya. (MeMo)