JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Hamas mengatakan gerakan perlawanan Palestina siap untuk menghadapi setiap upaya baru oleh rezim Zionis Israel untuk melanggar kota suci Al-Quds.
"Hamas siap untuk menghadapi plot apa pun yang dapat menyebabkan pengungsian penduduk lingkungan Sheikh Jarrah, memecah Masjid al-Aqsa, mengubah identitasnya atau menghakiminya," Abdul-Latif al-Qanu, juru bicara kelompok yang berbasis di Jalur Gaza itu mengatakan kepada stasiun radio Sawa pada hari Ahad (23/5/2021).
Rezim Israel mengintensifkan serangannya terhadap orang-orang Palestina di kota suci itu dengan dimulainya bulan puasa Ramadhan. Eskalasi itu menyaksikan pasukan Zionis Israel menyerang jamaah Palestina dan mencegah warga Palestina berkumpul dan melakukan ibadah.
Kemudian di bulan itu, rezim mulai mencoba mengusir warga Palestina dari lingkungan kota Sheikh Jarrah.
Gaza bangkit sebagai protes terhadap kekejaman, sesuatu yang ditanggapi oleh rezim dengan meningkatkan serangan militer. Hamas dan Jihad Islam, sesama gerakan perlawanan yang berbasis di Gaza, kemudian mulai menembakkan ribuan roket ke wilayah pendudukan, akhirnya memaksa rezim untuk menerima gencatan senjata pada hari Jum'at.
Pejabat Hamas mengatakan bahwa bangsa Palestina tetap mempertahankan pilihan defensifnya jika rezim pendudukan Israel berusaha memperbarui serangannya terhadap kompleks Masjid al-Aqsa yang terletak di Kota Tua al-Quds.
Sementara itu, eskalasi Israel terhadap Gaza mengakibatkan ratusan orang Palestina meninggal dunia. Baru-baru ini, outlet media Palestina melaporkan bahwa seorang warga Palestina lainnya, yang diidentifikasi sebagai Mahmoud Ammar Abu Jarrad, seorang penduduk Beit Hanoun di Gaza utara, telah meninggal karena luka-luka yang dideritanya selama agresi Israel.
Pejabat Hamas juga mengumumkan bahwa "delegasi keamanan" dari Mesir baru saja mengunjungi daerah kantong itu untuk menilai akibat dari kekejaman Israel.
Delegasi tersebut, katanya, memeriksa tingkat kerusakan, rekonstruksi Gaza dan potensi berakhirnya pengepungan Israel di wilayah tersebut serta potensi perpanjangan gencatan senjata. (ptv)