JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Kepala gerakan Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, menggambarkan perjanjian gencatan senjata yang baru-baru ini disepakati dengan Israel sebagai "rapuh" dan belum membahas akar penyebab masalah.
Dalam wawancara dengan Anadolu, Sinwar mengatakan kesepakatan gencatan senjata tergantung pada perilaku Israel selama beberapa hari mendatang serta tekanan dari komunitas internasional pada Tel Aviv untuk menghormati hak-hak rakyat Palestina, resolusi dan hukum internasional.
Jum'at lalu, faksi Palestina di Jalur Gaza mencapai gencatan senjata dengan Israel, mengakhiri 11 hari serangan tel Aviv di daerah kantong yang terkepung yang menewaskan lebih dari 250 orang dan melukai ribuan lainnya.
Dalam wawancaranya dengan Anadolu, Sinwar mengatakan perjanjian gencatan senjata hanya akan berhasil jika Israel menahan diri untuk tidak menyerang Masjid Al-Aqsa dan orang-orang Palestina di mana pun mereka berada, menambahkan: "Tetapi jika musuh [Israel] menyerang kesucian kami, mengulangi penodaan Al- Masjid Aqsa, dan menyerang orang-orang kami di lingkungan Sheikh Jarrah untuk memaksa mereka keluar dari rumah mereka, gencatan senjata ini pasti akan meledak." (MeMo)