BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Pemerintah Jerman akan melarang bendera gerakan perlawanan Palestina Hamas, dalam upaya untuk mengekang apa yang dilihatnya sebagai insiden antisemit selama protes bulan lalu.
Partai dalam pemerintahan koalisi besar setuju dengan suara bulat tentang langkah tersebut, menurut sebuah laporan oleh surat kabar Welt am Sonntag pada hari Ahad (20/6/2021).
Proposal untuk menambahkan tambahan ke Bagian 86 dalam KUHP telah diajukan oleh Uni Demokratik Kristen (CDU) pimpinan Kanselir Angela Merkel setelah protes mengutuk pemboman 11 hari Israel di Gaza bulan lalu tumpah menjadi kekerasan.
Di tengah ketegangan yang meningkat, sinagoga dan situs peringatan dirusak dan bendera Israel dibakar di seluruh Jerman.
Bendera hijau dengan kaligrafi putih Syahadat, persaksian keislaman, telah terlihat di aksi unjuk rasa.
"Kami tidak ingin bendera organisasi teroris dikibarkan di tanah Jerman," kata Thorsten Frei, wakil juru bicara parlemen untuk CDU dan partai saudaranya di Bavaria, Christian Social Union.
Hamas ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Uni Eropa, serta Israel dan Amerika Serikat. Beberapa negara, termasuk Inggris, Australia, dan Selandia Baru hanya menetapkan sayap militernya sebagai organisasi teroris.
Proposal CDU pada awalnya mendapat perlawanan dari Partai Sosial Demokrat (SPD) yang berhaluan kiri-tengah, sekutu Merkel, yang menyatakan keprihatinan bahwa larangan itu mungkin tidak konstitusional.
Partai kemudian mendukung inisiatif tersebut. "Saya sangat senang bahwa SPD telah bergabung dengan inisiatif kami. Dengan melakukan itu, kami dapat mengirim sinyal yang jelas kepada warga Yahudi kami," tambah Frei, menurut Welt am Sonntag.
Langkah ini mengikuti tindakan serupa yang diambil pada April 2020, ketika Kementerian Dalam Negeri Jerman melarang menunjukkan dukungan publik untuk gerakan Syi'ah Lebanon, Hizbulata, termasuk mengibarkan bendera kelompok tersebut.
Berbicara kepada Deutsche Welle News, komisaris antisemitisme Jerman Felix Klein mengatakan setelah serangan terhadap orang Yahudi di Jerman bahwa “mengerikan membuat mereka bertanggung jawab atas tindakan pemerintah Israel. Ini tidak bisa di terima."
Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, menyatakan dukungannya untuk Israel selama serangannya di Jalur Gaza yang terkepung dalam sebuah langkah yang menandakan dukungan gigih Jerman untuk Tel Aviv.
Maas mengunjungi Gaza setelah serangan Israel menewaskan lebih dari 260 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak.
"Biarkan saya mengatakannya lagi dengan sangat jelas: Bagi kami keamanan Israel dan keamanan semua orang Yahudi di Jerman tidak dapat dinegosiasikan dan Israel selalu dapat mengandalkan itu," kata Maas. (TNA)