View Full Version
Selasa, 22 Jun 2021

Perusahaan Pepsi Gaza Terpaksa Tutup Karena Pembatasan Impor Ketat Oleh Israel

JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Perusahaan Pepsi Gaza terpaksa menghentikan operasinya pekan ini karena pembatasan impor Israel yang diperketat selama konflik 11 hari antara Israel dan pejuang Palestina bulan lalu, kata pemilik perusahaan.

Dengan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, Israel pada hari Senin (21/6/2021) mengizinkan dimulainya kembali ekspor secara terbatas dari kantong itu.

Namun mereka tetap memberlakukan langkah-langkah pengetatan pada impor bahan mentah, termasuk gas karbon dioksida dan sirup yang dibutuhkan pabrik perusahaan pembotolan itu untuk memproduksi soda Pepsi, 7UP dan Mirinda, kata Hamam al-Yazeji dari Pepsi Gaza.

"Kemarin kami benar-benar kehabisan bahan baku, dan sayangnya kami harus menutup pabrik, memulangkan 250 pekerja," kata Yazeji. Sebelum pertempuran Mei, katanya, Pepsi Gaza umumnya diizinkan untuk mengimpor bahan-bahan yang dibutuhkan.

Pejabat Israel tidak segera memberikan komentar tentang pembatasan yang diperketat.

Israel dan negara tetangga Mesir menjaga kontrol ketat atas perbatasan Gaza, dan mengatakan pembatasan diperlukan untuk menghentikan senjata mencapai Hamas dan mencegahnya diproduksi secara lokal.

Mesir dan PBB meningkatkan mediasi pekan lalu setelah balon pembakar yang diluncurkan dari Gaza menyusul pawai bendera ekstrimis Yahudi di Kota Tua Al-Qudsd dan serangan udara Israel di lokasi Hamas, menantang gencatan senjata yang rapuh.

Penutupan juga dapat terjadi di pabrik-pabrik Gaza lainnya jika pembatasan Israel dipertahankan, kata para analis. Manufaktur membentuk sekitar 10 persen dari ekonomi yang didominasi sektor jasa Gaza, menurut data PBB.

Pabrik Pepsi Gaza telah beroperasi terus menerus sejak tahun 1961, ketika Perusahaan Minuman Ringan Yazeji yang berbasis di Gaza memperoleh hak untuk memproduksi 7UP dan jenis soda lainnya di daerah kantong tersebut.

Bernilai sekitar $15 juta, kata pemiliknya, produk pabrik didistribusikan secara lokal. Sebuah cabang terpisah beroperasi di Tepi Barat yang diduduki, senilai sekitar $30 juta, yang melayani wilayah tersebut serta Yerusalem Timur.

Pejabat perusahaan telah membuat rencana untuk merayakan 60 tahun operasi sebelum penutupan pada hari Ahad.

Yazeji meneteskan air mata saat dia berjalan melewati pabriknya yang kosong pada hari Senin. Penutupan itu "bencana", katanya.

"Tahun ini seharusnya luar biasa, merayakan 60 tahun sejak kami memulai produksi.

"Kami tidak bisa memperingati ulang tahun ini." (AA)


latestnews

View Full Version