ROMA, ITALIA (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Senin (28/6/2021) bahwa 10.000 pejuang Islamic State (IS) terus ditahan di kamp-kamp yang dikelola oleh Tentara Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, dan bahwa situasi ini “tidak dapat dipertahankan”.
Berbicara pada pembukaan pertemuan di Roma untuk memperbarui upaya internasional untuk memerangi milisi ekstremis, Blinken mengatakan Washington terus mendesak negara-negara, termasuk 78 negara anggota koalisi melawan IS, untuk mengambil kembali warganya yang telah bergabung dengan kelompok itu.
“Situasi ini benar-benar tidak dapat dipertahankan. Itu tidak bisa bertahan tanpa batas. Amerika Serikat terus mendesak negara asal, termasuk mitra koalisi, untuk memulangkan, merehabilitasi, dan jika perlu, mengadili warganya,” kata Blinken dalam sambutan pembukaannya.
Elemen kunci lain untuk mengalahkan IS secara permanen diperlukan mengatasi ancaman dari kelompok di luar Irak dan Suriah, dan yaitu di Afrika, kata Blinken.
Awalnya merupakan cabang dari Al-Qaidah, Islamic State merebut sebagian besar Irak dan Suriah dari tahun 2014, memaksakan pemerintahan teror dengan pemenggalan kepala publik dan serangan oleh pendukung di luar negeri.
IS dinyatakan dikalahkan secara militer pada tahun 2017 tetapi sejak itu melancarkan pemberontakan yang terus-menerus di seluruh bagian Irak utara dan perbatasan keropos dengan negara tetangga Suriah.
Beberapa bulan terakhir telah menyaksikan lebih dari 25 serangan mematikan yang oleh pejabat Irak dikaitkan dengan pejuang Islamic State. Pemboman Januari di pasar Baghdad yang ramai menewaskan lebih dari 30 orang.
Kelompok-kelompok jihadis yang terkait dengan Al-Qaidah dan IS juga telah tumbuh lebih kuat dalam beberapa tahun terakhir, meskipun ribuan pasukan regional, Barat dan PBB telah ditempatkan di seluruh wilayah Sahel Afrika Barat. (AA)