View Full Version
Sabtu, 03 Jul 2021

Laporan: 90 Persen Anak-Anak Palestina Di Gaza Alama Trauma Setelah Serangan Israel

JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Sembilan dari 10 anak di Gaza menderita beberapa bentuk trauma terkait konflik karena serangan Israel di daerah kantong yang terkepung, menurut sebuah laporan baru.

Pada bulan Mei, Israel melancarkan serangan di Gaza yang menewaskan sedikitnya 260 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak. Gejolak dalam kekerasan menyaksikan pesawat-pesawat tempur yang menduduki menghancurkan bangunan perumahan dan komersial, termasuk yang menampung jaringan media global.

Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania merilis sebuah laporan berjudul 'Satu Perang Lebih Tua' pada hari Sabtu (3/7/2021) yang menyoroti tingkat trauma di antara perempuan dan anak-anak di Gaza setelah serangan itu.

Organisasi tersebut mengindikasikan bahwa pengeboman Israel di daerah kantong tersebut pada bulan Mei menyebabkan serangan yang tidak proporsional terhadap lingkungan pemukiman padat penduduk, beberapa di antaranya memiliki perempuan dan anak-anak sebanyak 75 persen dari penduduk di sana.

Laporan tersebut mengatakan bahwa 241 anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya sebagai akibat dari penyerangan tersebut dan sekitar 5.400 anak-anak rumah mereka hancur total atau rusak parah, sementara 42.000 anak tinggal di rumah yang rusak sebagian.

Hampir 2.500 wanita hamil yang akan melahirkan dalam tiga bulan ke depan dapat mengalami komplikasi saat melahirkan, sebagai efek langsung atau tidak langsung dari serangan tersebut, menurut laporan tersebut.

Mariam Dawwas, peneliti lapangan di Euro-Med Monitor, mengatakan bahwa dia dan tim lapangan mendokumentasikan ratusan kasus Israel yang secara langsung menargetkan warga sipil di rumah mereka.

Dawwas, yang mengungsi bersama putrinya setelah jet tempur Israel menargetkan gedung apartemennya, mengatakan: “Tidak ada banyak perbedaan dari tiga serangan militer sebelumnya di Gaza, kecuali satu hal; Hari ini saya termasuk di antara mereka yang saya dokumentasikan dan foto. Saya berlari bersama mereka dan berteriak mencari putri kecil saya dan meninggalkan rumah saya setelah jet tempur Israel menargetkan gedung itu.”

“Hari ini, putri saya yang berusia 3 tahun, Sophie, dan saya masih berusaha untuk hidup normal sambil mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) seperti sebagian besar penduduk Gaza,” tambahnya. (TNA)


latestnews

View Full Version