View Full Version
Jum'at, 20 Aug 2021

15 Tentara Pemerintah Tewas Dalam Penyergapan Orang Bersenjata Di Mopti Mali

MOPTI, MALI (voa-islam.com) - Orang-orang bersenjata tak dikenal menewaskan sedikitnya 15 tentara pemerintah di Mali tengah pada Kamis dalam penyergapan menggunakan bom mobil dan tembakan senjata ringan.

Tentara Mali mengatakan sebuah kendaraan yang penuh dengan bahan peledak meledak saat pasukan pergi dari kota Douentza ke Boni di wilayah Mopti. Orang-orang bersenjata kemudian melepaskan tembakan, menewaskan sedikitnya 15 tentara.

Siapa yang bisa berada di balik serangan itu?

Meskipun tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas penyergapan itu, itu menyerupai serangan baru-baru ini di Mali utara yang menewaskan beberapa warga sipil.

Kelompok-kelompok jihadis yang terkait dengan Al-Qaidah telah beroperasi selama bertahun-tahun di wilayah Sahel yang melintasi Afrika utara, mengangkangi negara-negara yang mencakup Mali, Niger dan Burkina Faso.

Sebuah operasi militer yang dipimpin Prancis harus mengusir jihadis yang menguasai kota-kota besar pada tahun 2012.

Sejak itu, para jihadis telah meluncurkan serangan yang konsisten terhadap tentara dari tentara Mali dan pasukan penjaga perdamaian PBB.

Apa yang ada di masa depan?

Dengan Prancis yang ingin menarik 2.000 tentara dari pasukan anti-jihadis mereka di daerah itu, masa depan bisa seimbang.

Sebagai bekas kekuatan kolonial, pasuka Prancis merebut kembali kota-kota gurun Timbuktu, Gao dan Kidal dari pasukan pemberontak di utara selama operasi 2015.

Sejak itu, dua kudeta lagi mengguncang negara itu. Ketegangan suku telah bercampur dengan jihadisme semakin mengacaukan wilayah Mopti tengah, yang terletak sekitar 600 kilometer di sebelah timur ibu kota Mali, Bamako.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan upaya Mali untuk membasmi terorisme di wilayah Mopti hanya kontraproduktif.

"Pasukan keamanan Mali kurang memperhatikan kehidupan manusia selama operasi kontraterorisme baru-baru ini," kata Corinne Dufka, direktur Sahel di Human Rights Watch. "Melakukan pelanggaran serius atas nama keamanan hanya memicu perekrutan ke dalam kelompok bersenjata yang kejam dan merusak kepercayaan penduduk lokal." (DW)


latestnews

View Full Version