View Full Version
Rabu, 20 Oct 2021

Wakil Menkeu AS: Taliban Tidak Akan Diizinkan Mengakses Cadangan Devisa Bank Sentral Afghanistan

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Seorang pejabat Departemen Keuangan AS telah mengesampingkan kemungkinan mengizinkan Taliban untuk mendapatkan akses ke cadangan Bank Sentral Afghanistan, yang sebagian besar disimpan di Amerika Serikat.

Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo membuat pernyataan di Komite Perbankan Senat pada hari Selasa (19/10/2021), setelah Taliban menyerukan Amerika Serikat untuk mencabut blokir lebih dari $9 miliar dari cadangan Bank Sentral Afghanistan yang disimpan di luar negeri.

"Kami percaya bahwa penting bagi kami untuk mempertahankan sanksi kami terhadap Taliban tetapi pada saat yang sama menemukan cara untuk bantuan kemanusiaan yang sah untuk sampai ke rakyat Afghanistan. Itulah tepatnya yang kami lakukan," kata Adeyemo.

"Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa kami menerapkan rezim sanksi kami terhadap Taliban ...," katanya, "tetapi pada saat yang sama memungkinkan aliran bantuan kemanusiaan yang diizinkan ke negara itu."

Adeyemo mengatakan Departemen Keuangan mengambil setiap langkah yang bisa dilakukan dalam rezim sanksinya untuk menjelaskan kepada kelompok-kelompok kemanusiaan bahwa Washington ingin memfasilitasi aliran bantuan kepada rakyat Afghanistan.

Namun, dia memperingatkan bahwa Taliban harus mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan di Afghanistan.

Perkembangan terakhir terjadi ketika pemerintah sementara baru Taliban sedang berjuang untuk menahan krisis ekonomi yang semakin dalam.

Negara yang dilanda perang itu juga membutuhkan tindakan internasional yang mendesak untuk mendukung jutaan orang yang berjuang dengan meningkatnya kelaparan dan runtuhnya layanan.

Upaya Taliban untuk menstabilkan situasi telah dirusak oleh sanksi internasional, karena bank kehabisan uang tunai dan pegawai negeri tidak dibayar.

Taliban telah memperingatkan para diplomat Barat bahwa memaksakan sanksi sebagai sarana untuk menekan pemerintahan mereka dapat merusak keamanan dan memicu gelombang pengungsi ekonomi.

Mereka juga telah memperingatkan Amerika Serikat agar tidak mengacaukan pemerintah di Afghanistan, meminta Washington untuk mencabut larangan cadangan Bank Sentral Afghanistan.

Awal bulan ini, perwakilan dari Taliban dan Amerika Serikat mengadakan pertemuan tatap muka pertama mereka di ibukota Qatar, Doha, sejak penarikan pasukan asing dari Afghanistan. Washington mengatakan dalam pembicaraan itu bahwa mereka akan membebaskan aliran bantuan kemanusiaan ke Afghanistan setelah setuju untuk tidak mengaitkan bantuan semacam itu dengan pengakuan formal terhadap Taliban.

Taliban mengumumkan pembentukan pemerintahan sementara pada 7 September. Mereka pertama kali memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001, ketika Amerika Serikat menginvasi negara itu dengan dalih memerangi terorisme setelah serangan 11 September 2001 di AS. (ptv)


latestnews

View Full Version