View Full Version
Jum'at, 22 Oct 2021

Laporan: Hampir Setengah Dari Seluruh Pengungsi Afghanistan Di AS Anak-anak

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Hampir setengah dari 53.000 pengungsi Afghanistan yang telah tiba di AS dan tinggal di fasilitas militer adalah anak-anak, menurut sebuah laporan.

Pengungkapan itu dilakukan dalam sebuah surat dari Menteri Pertahanan Lloyd Austin kepada anggota parlemen yang diperoleh surat kabar Wall Street Journal pada hari Kamis (21/10/2021).

Surat itu dikirim sebagai tanggapan atas pertanyaan dari Senator James Inhofe, Republikan di Komite Angkatan Bersenjata.

Sekitar 22 persen dari mereka yang datang adalah perempuan dewasa dibandingkan dengan 34 persen laki-laki dewasa, kata surat itu. Angka-angka yang diberikan oleh Austin adalah perkiraan.

Beralih ke sekitar 124.000 orang yang dievakuasi dari Afghanistan pada hari-hari terakhir pendudukan AS, Austin mengatakan sebagian besar – 85 persen, atau 105.000 – adalah orang Afghanistan.

Tetap tinggal lama di fasilitas militer AS

Warga Afghanistan yang tetap berada di fasilitas militer AS diperkirakan akan tinggal di sana selama berbulan-bulan karena wabah campak, kekurangan perumahan, dan penundaan birokrasi dalam memproses dokumen, menurut Journal.

Tiga perempat dari pertanyaan yang diajukan oleh Inhofe membutuhkan jawaban rahasia, tulis Austin.

"Saya senang kami akhirnya memiliki beberapa jawaban dari rekan-rekan saya di Komite Angkatan Bersenjata Senat dan saya telah bertanya, tentang siapa yang kami evakuasi dan bagaimana Departemen Pertahanan mendukung para pengungsi ini," kata Inhofe kepada surat kabar itu.

"Jelas Departemen menghadapi tantangan ke depan dalam hal ini, dan saya bermaksud untuk mengawasi proses ini dengan cermat."

Taliban kembali berkuasa

Taliban mengambil kembali kekuasaan di Afghanistan pada Agustus setelah Amerika Serikat menarik pasukannya, hampir 20 tahun setelah kelompok itu digulingkan dari pemerintahan mereka yang sah oleh pasukan pimpinan AS setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Washington dan negara-negara Barat lainnya sedang bergulat dengan pilihan sulit karena krisis kemanusiaan yang parah tampak besar di Afghanistan.

Mereka mencoba mencari cara untuk terlibat dengan Taliban tanpa memberikan legitimasi yang dicarinya, sambil memastikan bantuan kemanusiaan mengalir ke negara itu. (TRT)


latestnews

View Full Version