AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Sementara empat badan intelijen Amerika Serikat menghasilkan analisis yang menunjukkan bahwa Taliban akan mendapatkan wilayah melawan pemerintah yang digulingkan di Kabul, tidak ada yang memperkirakan keruntuhannya akan segera terjadi, menurut sebuah laporan yang diterbitkan Kamis (28/10/2021).
The Wall Street Journal meninjau hampir dua lusin penilaian dari CIA, Badan Intelijen Pertahanan (DIA), Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) dan biro intelijen Departemen Luar Negeri, menemukan bahwa sementara mereka setuju pemerintah yang diakui secara internasional tidak mungkin untuk bertahan hidup tanpa bantuan AS, mereka berbeda dalam menentukan umur panjangnya.
Sebuah laporan 17 Mei dari CIA menetapkan bahwa pemerintah akan jatuh pada akhir tahun. Kurang dari sebulan kemudian, sebuah penilaian mengatakan bahwa Taliban akan mengambil kendali penuh dalam waktu dua tahun, Journal melaporkan.
Pada 4 Juni, DIA mengatakan Taliban akan mengadopsi strategi untuk mengambil dan mengisolasi daerah pedesaan. Tiga hari kemudian, DIA mengatakan dalam memo eksekutif bahwa pemerintah akan terus mempertahankan Kabul.
“Kekurangan data intelijen mendukung beberapa kegagalan kebijakan yang mengakibatkan evakuasi sipil massal yang kacau di minggu-minggu terakhir perang Afghanistan yang telah berlangsung selama 20 tahun di AS,” lapor Journal.
Jauh dari analisis intelijen resmi, Kabul akan jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus dengan mantan Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari ibu kota saat para jihadis mendekat.
AS terpaksa bersembunyi di Bandara Internasional Hamid KarzaiKabul di mana ia mengevakuasi lebih dari 120.000 orang asing dan warga negara Afghanistan dalam dua minggu berikutnya di hari-hari terakhir penarikan Washington yang kacau. (TDS)