View Full Version
Jum'at, 05 Nov 2021

Israel Perpanjang Penahanan Narapidana Palestina Yang Telah 100 Lebih Hari Mogok Makan

TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com) - Rezim Zionis Israel telah memperpanjang penahanan administratif seorang tahanan Palestina yang telah melakukan mogok makan selama lebih dari 100 hari meskipun kondisi kesehatannya memburuk.

Pusat Informasi Palestina melaporkan pada hari Kamis (4/11/2021) bahwa kantor penuntutan rezim pendudukan telah memberi tahu Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) tentang niatnya untuk memperpanjang apa yang disebut penahanan administratif terhadap Miqdad al-Qawasmeh, yang telah melakukan mogok makan selama 106 hari.

PPS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perpanjangan itu diumumkan setelah penuntutan militer mengklaim ada laporan medis tentang peningkatan kondisi kesehatan Qawasmeh.

Jawad Bolus, seorang pengacara PPS, mengatakan bahwa kelompok advokasi akan meminta kejaksaan Israel bertanggung jawab penuh atas konsekuensi dari tindakan tersebut, dan menyerukan untuk merujuk pada laporan sebelumnya yang dikeluarkan oleh pejabat medis di Rumah Sakit Kaplan Israel, yang menegaskan bahwa mogok makan pria berusia 24 tahun tersebut- kemungkinan mengancam jiwa.

Sejak Januari lalu, Qawasmeh berada dalam penahanan administratif Israel tanpa pengadilan atau dakwaan.

Ada juga lima tahanan lain yang melakukan mogok makan untuk periode yang berbeda sebagai protes atas penahanan mereka, dengan sebagian besar dari mereka menderita masalah kesehatan yang mengancam jiwa karena mogok makan yang berkepanjangan.

Dalam perkembangan terkait, Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina mengatakan bahwa Layanan Penjara Israel secara medis mengabaikan pasien Palestina di penjara rezim, terutama di rumah sakit penjara Ramla.

Komisi mengatakan ada 15 pasien di rumah sakit penjara Ramla yang menderita komplikasi kesehatan yang serius.

Sebagian besar pasien ini hanya diberikan berbagai jenis obat penenang dan obat penghilang rasa sakit untuk meringankan penderitaan dan rasa sakit mereka.

Dewan komando tertinggi untuk tawanan gerakan perlawanan Hamas Palestina menyuarakan keprihatinan pada hari Senin atas kesehatan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel yang telah melakukan mogok makan.

Dewan itu mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan “program perjuangan” untuk mendukung para tahanan administratif yang melakukan mogok makan mulai 1 November.

Gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina juga memperingatkan bahwa mereka akan meluncurkan konfrontasi bersenjata baru dengan rezim Tel Aviv jika pejabat Israel terus melakukan tindakan represif terhadap tahanan Palestina.

Lebih dari 7.000 warga Palestina dilaporkan ditahan di penjara-penjara Israel. Ratusan orang telah dipenjara di bawah praktik penahanan administratif.

Beberapa tahanan Palestina bahkan telah ditahan dalam penahanan administratif hingga sebelas tahun.

Bulan lalu, ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel melakukan mogok makan sebagai protes terhadap tindakan keras Israel yang intensif terhadap tahanan Palestina yang terjadi setelah enam narapidana melarikan diri dari penjara Israel dengan keamanan maksimum pada 6 September.

Aksi mogok makan, yang dimulai pada 13 Oktober, dihentikan sembilan hari kemudian setelah gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina menyatakan “kemenangan” atas Layanan Penjara Israel.

Pada tanggal 6 September, Zakaria Zubeidi, mantan komandan kelompok perlawanan Palestina Brigade Syuhada Al-Aqsa di Jenin, dan lima anggota kelompok Jihad Islam berhasil membuat terowongan melalui sistem drainase sel mereka untuk melarikan diri dari penjara Gilboa dengankeamanan maksimum.

Itu adalah pelarian Palestina terbesar dari penjara Israel sejak 1987, ketika enam anggota Jihad Islam keluar dari penjara yang dijaga ketat di Gaza.

Setelah pelarian enam narapidana baru-baru ini, Israel mengadopsi tindakan hukuman kolektif terhadap para tahanan Palestina. Keenam tahanan Palestina semuanya ditangkap kembali hampir dua minggu kemudian. (ptv)


latestnews

View Full Version