AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Amerika Serikat mengatakan akan melanjutkan pembicaraan dengan Taliban pekan depan di ibu kota Qatar, Doha.
Sebuah delegasi yang dipimpin oleh perwakilan khusus AS untuk Afghanistan Tom West akan berada di Doha selama dua pekan untuk membahas "kepentingan nasional vital kami," dengan Taliban, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan pada hari Selasa (23/11/2021).
Kedua pihak, kata Price, juga akan membahas operasi melawan ISIS dan Al-Qaidah, bantuan kemanusiaan, ekonomi Afghanistan, dan jalan keluar yang aman dari Afghanistan bagi warga AS dan warga Afghanistan yang bekerja untuk AS.
Sesi pertama antara kedua belah pihak diadakan pada bulan Oktober di Doha. West juga bertemu dengan perwakilan Taliban dalam kunjungan ke Pakistan bulan lalu.
Utusan AS mengatakan pada hari Jum'at bahwa Washington akan terus berdialog dengan Taliban, yang kembali berkuasa pada musim panas di tengah penarikan pasukan AS yang kacau dari negara itu. Dia mengatakan AS hanya akan memberikan bantuan kemanusiaan ke negara itu untuk saat ini.
Amerika Serikat menyita hampir $9,5 miliar aset milik bank sentral Afghanistan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus.
Taliban telah berulang kali menyerukan pembebasan aset, tetapi Washington telah menolak seruan itu, dengan mengatakan pemerintah baru di Kabul harus "mendapatkan" legitimasi internasional terlebih dahulu.
Para penguasa Afghanistan yang baru telah memperingatkan para diplomat Barat bahwa memaksakan sanksi sebagai sarana untuk menekan pemerintahan mereka dapat merusak keamanan dan memicu gelombang pengungsi ekonomi.
Perwakilan khusus PBB untuk Afghanistan juga memperingatkan minggu ini bahwa negara itu "di ambang bencana kemanusiaan" dan bahwa ekonominya yang runtuh meningkatkan risiko terorisme.
Pakistan, yang menjadi tuan rumah delegasi Kongres AS, juga mengatakan masalah itu "harus diselesaikan dengan cepat untuk mencegah runtuhnya sistem" di Afghanistan. Delegasi AS mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Imran Khan pada hari Senin, di mana Khan mengatakan pemerintahnya dan Washington perlu "memperdalam keterlibatan untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas dan pembangunan ekonomi di Afghanistan."
Negara tetangga Afghanistan, bagaimanapun, menolak untuk menerima pengungsi sejak Taliban mengambil alih negara itu, sebuah laporan Kebijakan Luar Negeri (FP) mengatakan pada hari Selasa. Dikatakan Islamabad, yang telah menerima hampir 3,5 juta warga Afghanistan selama tiga dekade terakhir, telah "mendorong kembali pendatang baru dari Afghanistan."
Menurut laporan itu, pihak berwenang Pakistan telah memperketat kontrol perbatasan negara itu dan mendeportasi beberapa orang yang berusaha menyeberang tanpa dokumen resmi dalam beberapa bulan terakhir. (ptv)