ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Kelompok etnis Muslim Uyghur, yang memiliki kehadiran luas di Turki, menyambut baik boikot AS terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing Cina, dan meminta negara-negara lain untuk melakukan hal yang sama.
Gedung Putih mengatakan pada hari Senin bahwa pejabat pemerintah AS akan memboikot Olimpiade Musim Dingin karena "kekejaman" hak asasi manusia Cina, meskipun atlet AS bebas bepergian ke sana untuk bertanding.
Banyak orang Uyghur tinggal di Turki, yang berbagi hubungan etnis, agama, dan bahasa. Sekitar 50.000 orang Uyghur diyakini tinggal di Turki, diaspora Uyghur terbesar di luar Asia Tengah.
Seorang wanita Uyghur berusia 40 tahun di Istanbul mengatakan dia menyambut baik tindakan AS tersebut.
"Cina akhir-akhir ini melakukan genosida terhadap orang Turki Uyghur seperti yang diketahui semua orang, membunuh jutaan orang di sana," kata Amine Wayit, yang berbicara di distrik Zeytinburnu Istanbul tempat dia menjual barang-barang Uyghur.
"Dalam situasi seperti itu, sangat konyol untuk mengadakan Olimpiade di Cina dan menurut saya itu seperti menuangkan cemoohan pada kemanusiaan di seluruh dunia," katanya. "Akan tepat bagi seluruh dunia untuk melakukan boikot, bukan hanya Amerika."
Pihak berwenang Cina bereaksi dengan kemarahan terhadap langkah Washington. Amerika Serikat telah mengkhianati prinsip-prinsip Olimpiade dan harus "membayar mahal" untuk boikot diplomatiknya terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing, Cina mengatakan pada hari Selasa, ketika sekutu-sekutu kunci Barat ragu-ragu dalam memutuskan apakah akan mengikuti jejak AS.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden menyoroti sebagai alasan untuk memboikot apa yang disebut Washington sebagai genosida terhadap mayoritas Muslim di Xinjiang, yang berada di wilayah barat jauh Cina.
Cina tidak mau mengakui semua pelanggaran hak asasi tersebut.
"Saya pikir ini adalah awal dari reaksi. Mungkin negara-negara lain kemudian akan bergabung dengan keputusan boikot yang telah diluncurkan Amerika," kata Abdusselam Teklimakan, seorang Uyghur yang merupakan ketua kelompok Gerakan Generasi Baru Turkestan Timur.
"Ini akan menambah jumlah negara di pihak Turkestan Timur dan melemahkan tangan Cina." (TNA)