MANAMA, BAHRAIN (voa-islam.com) - Angkatan Laut AS telah menyita 1.400 senapan serbu AK-47 dan ratusan ribu amunisi dari sebuah kapal nelayan yang akan menyelundupkan senjata dari Iran ke pemberontak Syi'ah Houtsi di Yaman.
Komando Pusat Pasukan Angkatan Laut AS, atau NAVCENT, mengatakan bahwa mereka menaiki kapal itu pada 20 Desember di Laut Arab Utara, menyita ribuan senjata dan lima anggota awak - yang mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Yaman - sebelum menenggelamkan kapal itu.
Yaman telah dilanda perang saudara sejak 2014, mengadu pemberontak Houthi yang didukung Iran melawan pemerintah yang diakui secara internasional.
"Kapal Armada ke-5 AS menyita sekitar 1.400 senapan serbu AK-47 dan 226.600 butir amunisi dari kapal penangkap ikan tanpa kewarganegaraan," bunyi pernyataan angkatan laut AS pada Rabu.
“Kapal tanpa kewarganegaraan itu dinilai berasal dari Iran dan transit di perairan internasional di sepanjang rute yang secara historis digunakan untuk memperdagangkan senjata secara tidak sah ke Houtsi di Yaman.”
Armada ke-5 AS yang berbasis di Bahrain telah menyita sekitar 8.700 senjata ilegal tahun ini.
Amerika Serikat, serta sekutu Arab Saudi - yang memimpin koalisi militer yang mendukung pemerintah Yaman melawan pemberontak -, telah lama mengatakan Iran memasok senjata kepada pemberontak Syi'ah Houtsi, tuduhan yang tidak mau diakui Teheran.
"Pasokan langsung atau tidak langsung, penjualan atau transfer senjata ke Houtsi melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB dan sanksi AS," tambah pernyataan AS.
Lima anggota awak akan dipulangkan, kata angkatan laut, seraya menambahkan bahwa kapal itu ditenggelamkan karena merupakan "bahaya" bagi pelayaran komersial.
Riyadh telah mengatakan bahwa intervensi 2015 di Yaman bertujuan untuk mencegah sekutu Iran mengambil alih kekuasaan di depan pintunya.
Dalam beberapa hari terakhir, pertempuran di Yaman telah membuat pasukan koalisi pimpinan Saudi melakukan serangan udara di ibu kota yang dikuasai pemberontak, Sana'a.
Pada hari Rabu, koalisi mengatakan mereka menargetkan sebuah kamp militer Houthi di Sanaa, dan menghancurkan tujuh gudang drone dan senjata, menurut Saudi Press Agency resmi.
Awal pekan ini, mereka menargetkan bandara Sana'a, yang operasinya sebagian besar telah dihentikan karena blokade yang dipimpin Saudi sejak Agustus 2016, dengan pengecualian untuk penerbangan bantuan.
PBB memperkirakan perang Yaman akan merenggut 377.000 nyawa pada akhir tahun melalui dampak langsung dan tidak langsung.
Lebih dari 80 persen dari populasi sekitar 30 juta membutuhkan bantuan kemanusiaan. (TNA)