View Full Version
Selasa, 28 Dec 2021

Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov Sarankan Rusia Caplok Ukraina

GROZNY, CHECHNYA (voa-islam.com) - Ukraina harus dicaplok oleh Moskow jika presiden negara itu, Vladimir Zelensky, tidak mengubah arah dari kebijakan anti-Rusianya, kata pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, Ahad (26/12/2021).

Berbicara pada konferensi pers akhir tahun tahunannya, Kadyrov menawarkan pandangannya bahwa orang Ukraina juga orang Rusia. Chechnya, yang dia pimpin sejak 2007, adalah republik Rusia di selatan negara itu, berbatasan dengan Georgia.

“Keyakinan mendalam saya adalah jika Zelensky dan timnya berperilaku seperti ini, Ukraina harus dianeksasi ke negara kita. Orang-orang Ukraina adalah orang-orang kita. Ini adalah wilayah kita. Ini adalah pendapat saya,” kata Kadyrov, mencatat bahwa dia akan siap untuk memimpin serangan untuk “mencaplok Ukraina ke Republik Chechnya” jika diperintahkan untuk melakukannya.

“Jika saya dipercayakan, saya akan menyelesaikannya sejak lama,” katanya, menekankan bahwa dia hanya mengungkapkan pendapat pribadi.

Komentar Kadyrov muncul saat ketegangan di perbatasan antara Rusia dan Ukraina tetap tinggi. Dalam beberapa pekan terakhir, media Barat menuduh bahwa Kremlin sedang membangun kehadiran pasukannya di perbatasan dan merencanakan invasi. Moskow tidak mau mengakui semua tuduhan tersebut, dan Kremlin telah berulang kali mengatakan itu tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain. Kadyrov, bagaimanapun, memiliki pendapat yang sama sekali berbeda dan ingin Rusia menyelesaikan masalah dengan Ukraina secara militer.

Menurut pemimpin Chechnya tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin harus menolak negara-negara asing yang mendikte kondisi ke Moskow karena "keamanan negara dan rakyat" lebih penting, dan infanteri di kawasan itu "benar-benar siap untuk pergi dan melaksanakan perintah tanpa masalah apapun."

Pekan lalu, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Alexey Danilov, mengatakan Rusia telah mengerahkan 122.000 prajurit dalam jarak 200 km dari perbatasan, dengan 143.500 lainnya dalam jarak 400 km.

Berbicara lagi pada hari Sabtu, Danilov juga mencatat tidak ada risiko signifikan dari invasi yang akan segera terjadi.

"Kami tidak berpikir ini adalah lonjakan besar," katanya. (RT)


latestnews

View Full Version