AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman (MBS) terungkap telah mengizinkan penerbangan Israel menggunakan wilayah udara kerajaan untuk mendapatkan kepercayaan Tel Aviv untuk memperbarui lisensi Riyadh untuk menggunakan spyware Pegasus NSO yang terkenal.
Pada hari Jum'at (28/1/2022), New York Times mengatakan bahwa penyelidikan selama setahun menunjukkan bahwa rezim Israel telah menuai keuntungan diplomatik di seluruh dunia dari spyware Pegasus.
Tel Aviv menyetujui penjualan Pegasus ke Arab Saudi, khususnya ke agen keamanan Saudi di bawah pengawasan bin Salman, pada tahun 2017.
Tapi setahun kemudian, NSO mematikan sistem Pegasus di Arab Saudi atas permintaan dari komite etika, yang terdiri dari mantan pejabat kebijakan luar negeri AS, setelah laporan mengungkapkan bahwa malware telah membantu Riyadh memata-matai pembangkang jurnalis Jamal Khashoggi yang dibunuh dan dipotong-potong di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2018.
NYT mengatakan perusahaan Israel setuju untuk mengaktifkan kembali sistem Pegasus di Arab Saudi pada awal 2019, karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat itu sedang merundingkan perjanjian normalisasi dengan beberapa negara Arab.
Netanyahu menandatangani perjanjian normalisasi dengan Menteri Luar Negeri Emirat Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al Zayani selama upacara resmi yang diselenggarakan oleh presiden AS saat itu Donald Trump di Gedung Putih pada 15 September 2020.
NYT mengatakan kementerian urusan militer Israel menolak untuk memperbarui lisensi ekspor Saudi ketika berakhir pada akhir 2020.
Tanpa lisensi, NSO tidak dapat memberikan perawatan rutin pada perangkat lunak, dan sistem menjadi macet.
Laporan itu mengatakan putra mahkota menelepon Netanyahu secara langsung, setelah banyak panggilan telepon antara ajudannya, eksekutif NSO, Mossad, dan kementerian urusan militer Israel gagal menyelesaikan masalah tersebut.
Setelah panggilan telepon, kata laporan itu, kantor Netanyahu segera memerintahkan kementerian urusan militer untuk menyelesaikan masalah, dan sistem Saudi dihidupkan kembali.
Menurut laporan itu, MBS, sebagai gantinya, membuka wilayah udara Saudi, untuk pertama kalinya, untuk semua penerbangan ke dan dari Israel, dan memungkinkan bagian penting dari perjanjian normalisasi untuk bergerak maju.
Ponsel cerdas yang terinfeksi Pegasus dapat diubah menjadi perangkat pendengar. Selain itu, spyware tersebut memungkinkan pengguna untuk membaca pesan target, melihat foto mereka, melacak lokasi mereka dan bahkan menyalakan kamera mereka tanpa mereka sadari.
November lalu, Departemen Perdagangan AS memasukkan perusahaan pengawasan Israel ke daftar hitam, yang sejauh ini telah mengekspor Pegasus ke 45 negara di seluruh dunia. (ptv)