AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - AS mengatakan pada hari Rabu (16/2/2022) bahwa Rusia telah memindahkan lebih banyak pasukan ke perbatasan Ukraina, bertentangan dengan klaim oleh Moskow bahwa mereka menarik kembali beberapa pasukan.
Berbicara pada telekonferensi, seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan klaim Moskow tentang penarikan itu "salah" dan justru pihak mereka telah meningkatkan kehadiran militernya hingga 7.000 tentara dalam beberapa hari terakhir.
"Setiap indikasi yang kami miliki sekarang adalah mereka hanya bermaksud menawarkan secara terbuka untuk berbicara dan membuat klaim tentang de-eskalasi sementara secara pribadi memobilisasi perang," kata pejabat itu, menurut CNN.
Klaim terbaru oleh AS datang sehari setelah pejabat pertahanan Rusia mengklaim bahwa beberapa unit militer meninggalkan posisi mereka di dekat perbatasan Ukraina.
Tetapi Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pada hari Rabu bahwa AS tidak melihat "penarikan mundur yang berarti" dari pasukan Rusia.
Moskow, menurut pejabat Ukraina dan NATO, baru-baru ini mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat Ukraina, memicu kekhawatiran bahwa Kremlin dapat merencanakan serangan militer terhadap bekas tetangga Sovietnya.
Menyangkal bahwa mereka sedang bersiap untuk menyerang, Rusia menuduh negara-negara Barat merusak keamanannya melalui ekspansi NATO ke perbatasannya.
Rusia juga mengeluarkan serangkaian tuntutan keamanan ke Barat, termasuk mundurnya pengerahan pasukan dari beberapa negara bekas Soviet dan jaminan bahwa beberapa negara tersebut tidak akan bergabung dengan NATO.
Dalam tanggapan tertulis terhadap tuntutan tersebut, Washington mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menegakkan "kebijakan pintu terbuka" NATO, sementara NATO juga menyampaikan jawaban aliansi tersebut "secara paralel dengan Amerika Serikat." (AA)