IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Kepala relawan pertahanan sipil Suriah atau White Helmets, Raed Al-Saleh, menyarankan Ukraina untuk tidak mengungkapkan koordinat rumah sakit kepada PBB atau melibatkan Rusia dalam upaya kemanusiaan karena fasilitas tersebut kemungkinan akan menjadi sasaran Moskow dalam kampanye pengebomannya.
"Jangan berikan lokasi GPS dari fasilitas medis ke PBB, yang mungkin mengklaim membutuhkan informasi untuk menjaga mereka tetap aman," tulisnya di The Washington Post.
“Rusia akan menggunakan informasi itu untuk menargetkan mereka. Jangan biarkan Moskow memiliki suara atau kendali atas bagaimana bantuan kemanusiaan didistribusikan, bahkan ketika itu adalah program PBB. Kremlin akan menggunakan kekuatan itu untuk membuat penduduk sipil kelaparan, seperti yang terjadi di Suriah sekarang."
Lusinan rumah sakit, sekolah, toko roti, dan infrastruktur sipil lainnya menjadi sasaran di seluruh Suriah oleh pasukan Rusia dan rezim, dalam upaya untuk membuat kota-kota oposisi tidak dapat dihuni.
Skenario yang sama tampaknya terjadi di Ukraina, di mana pemboman Rusia tampaknya bertujuan untuk memusnahkan daerah perkotaan.
Pekan lalu, The New Arab melaporkan bahwa bom cluster dan senjata terlarang lainnya yang digunakan di Suriah belum dikerahkan di Ukraina.
Perang di Suriah telah menyebabkan lebih dari 500.000 orang tewas, sebagian besar warga sipil, sebagai akibat dari serangan brutal oleh rezim dan sekutu Rusianya di kota-kota besar dan kecil.
Pada tahun 2018, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan penduduk pinggiran oposisi Damaskus yang terkepung sebagai hidup di "neraka di bumi".
Ghouta Timur kemudian ditangkap oleh rezim Suriah, dengan bantuan pemboman brutal Rusia dan senjata kimia. (TNA)