RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Koalisi pimpinan Saudi melakukan serangan udara di Yaman pada Ahad (27/3/2022) pagi beberapa hari setelah pemberontak Syi'ah Houtsi melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak yang menargetkan fasilitas sipil di Saudi.
Serangan itu menargetkan Sana'a, ibu kota yang dikuasai pemberontak kaki tangan Iran, menurut TV Al Ekhbariya Arab Saudi, yang men-tweet "mulai serangan udara di kamp-kamp dan benteng Houtsi di Sanaa" sekitar tengah malam.
Serangan dimulai juga tak lama setelah pemberontak Syi'ah Houtsi yang didukung Iran mengumumkan gencatan senjata tiga hari dan menawarkan pembicaraan damai dengan syarat bahwa Saudi menghentikan serangan udara dan blokade Yaman dan menghapus "pasukan asing".
Laporan pemberontak tentang korban tidak dapat dikonfirmasi secara independen.
Gencatan senjata pemberontak Syi'ah Houtsi menyusul gelombang serangan pesawat tak berawak dan rudal terhadap sasaran sipil Saudi pada hari Jum'at, termasuk depot minyak di dekat trek Formula Satu Jeddah yang berubah menjadi api yang mengamuk selama sesi latihan yang disiarkan televisi.
Itu diumumkan pada peringatan ketujuh intervensi yang dipimpin oleh Arab Saudi yang kaya minyak di Yaman, tetangganya yang miskin, setelah pemberontak Syi'ah Houtsi merebut Sanaa pada tahun 2014.
Konflik tersebut telah menewaskan ratusan ribu orang secara langsung atau tidak langsung dan membuat jutaan orang mengungsi, menciptakan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Pemberontak Syi'ah Houtsi sendiri sebelumnya telah menolak undangan untuk pembicaraan damai di Riyadh, yang dijadwalkan untuk beberapa hari mendatang, yang akan diselenggarakan oleh Dewan Kerjasama Teluk enam negara. (TNA)