TIMUR TENGAH (voa-islam.com) - Beberapa negara Arab telah mengecam dugaan pembakaran Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, di Swedia pekan lalu.
Dalam sebuah pernyataan di Twitter hari Ahad (17/4/2022), kementerian luar negeri Qatar menganggap insiden "mengerikan" itu sebagai tindakan "hasutan dan provokasi" terhadap umat Islam di seluruh dunia.
Demikian juga, Arab Saudi mengutuk "pelecehan Al-Qur'an yang disengaja oleh beberapa ekstremis di Swedia dan provokasi dan hasutan terhadap Muslim", sebuah pernyataan oleh kementerian luar negeri Saudi berbunyi.
Yordania juga mengutuk insiden tersebut, dengan mengatakan itu "bertentangan dengan semua nilai dan prinsip agama, serta prinsip-prinsip hak asasi manusia dan kebebasan dasar".
Irak pada hari Ahad memanggil utusan Swedia di Baghdad atas insiden tersebut.
Menteri Wakaf Mesir Mohamed Mokhtar Gomaa menyebut pembakaran Al-Qur'an sebagai tindakan rasis yang tercela yang memicu perasaan kebencian.
Awal pekan ini, politisi sayap kanan Denmark-Swedia Rasmus Paludan mengatakan dia telah membakar Al-Qur'an dan merencanakan aksi secara nasional, memicu bentrokan dan protes di negara itu.
Retorika dan tindakan Paludan yang menghasut telah membuatnya mendapat masalah di negara-negara Eropa lainnya. Dia diusir dari Prancis dan Belgia pada 2020, dituduh menghasut kebencian.
Dia dilarang memasuki Swedia pada tahun yang sama setelah merencanakan aksi pembakaran Al-Qur'an yang serupa.
Namun kali ini, para politisi termasuk menteri kehakiman Morgan Johansson membela seruan Paludan untuk berkumpul sebagai kebebasan berekspresi dan mengutuk kerusuhan tersebut. (TNA)