View Full Version
Selasa, 31 May 2022

Pengungjuk Rasa Teriakan 'Matilah Kamenei' Saat Demo Anti-Pemerintah Di Kota-kota Iran

KHUZESTAN, IRAN (voa-islam.com) - Para pengunjuk rasa di beberapa kota di Iran meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah semalam, termasuk "matilah Kamenei", atas runtuhnya gedung yang mematikan di barat daya negara itu, video yang diposting di media sosial menunjukkan.

Para pejabat mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 34 pada hari Selasa (31/5/2022), dengan 37 lainnya terluka dalam runtuhnya bangunan perumahan dan komersial 10 lantai di Abadan di wilayah penghasil minyak Khuzestan pada 23 Mei. Petugas penyelamat terus mencari korban di bawah reruntuhan, kata mereka.

Pihak berwenang menyalahkan runtuhnya Gedung Metropol pada korupsi individu dan keamanan yang lemah dan mengatakan 13 orang sejauh ini telah ditangkap karena pelanggaran konstruksi.

Namun, pengunjuk rasa Iran menyalahkan kelalaian pemerintah dan korupsi yang mewabah.

Teriakan "matilah Kamenei", mengacu pada Pemimpin Tertinggi Syi'ah Iran Ayatola Ali Kamenei, terdengar di video yang tidak diverifikasi yang dibagikan di Twitter, yang menyebutkan lokasinya sebagai distrik Nazi-abad di Teheran selatan.

Slogan anti-Kamenei dianggap sebagai garis merah bagi pihak berwenang.

Video lain yang belum diverifikasi menunjukkan polisi anti huru hara berkeliaran dengan sepeda motor di daerah yang sama, tampaknya untuk mengganggu atau mengintimidasi pengunjuk rasa.

Di kota pelabuhan selatan Bushehr, pengunjuk rasa terdengar meneriakkan "Matilah diktator", juga mengacu pada Kamenei.

"Mereka berbohong bahwa itu Amerika; musuh kita ada di sini," teriak mereka. Itu adalah slogan umum selama protes anti-pemerintah di Iran.

Video protes di kota-kota Iran lainnya juga diposting di media sosial.

Polisi Iran telah menggunakan gas air mata dan melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa dan bentrok dengan demonstran selama protes selama seminggu.

Dalam meliput bencana tersebut, media resmi Iran terutama menayangkan prosesi duka dan pemakaman. Berbicara di televisi pemerintah, gubernur Abadan telah memperingatkan orang-orang untuk hanya mengikuti media resmi dan menghindari "rumor" dari media sosial.

Iran sudah frustrasi dengan harga pangan yang tinggi dan masalah ekonomi pada saat upaya terhenti untuk mencapai kebangkitan kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia dan, dengan itu, pembebasan dari sanksi. (AA)


latestnews

View Full Version