ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Seorang peneliti di Universitas Sakarya barat laut menemukan sekitar 13.000 partikel mikroplastik dari satu kantong teh celup yang masuk ke dalam air.
Dalam penelitiannya, Meral Yurtsever mengatakan mikroplastik ditemukan di empat dari 11 kantong cangkir dan di semua 11 kantong teh dari merek yang berbeda.
Plastik, yang membutuhkan waktu berabad-abad untuk larut di alam, dapat berubah menjadi partikel berukuran satu mikrometer dan lima milimeter, sehingga menjadi mikroplastik.
Sebuah studi sebelumnya dari Belanda membagikan hasilnya pada Maret 2022, karena menunjukkan bahwa mikroplastik ditemukan dalam darah manusia untuk pertama kalinya. Dalam penelitian tersebut, plastik PET (polyethylene terephthalate) yang banyak digunakan dalam botol minuman, kemasan makanan, dan produksi pakaian, polystyrene yang digunakan dalam kemasan makanan dan produk rumah tangga, dan polietilen yang digunakan dalam kantong plastik terdeteksi dalam sampel darah.
Dalam lingkup proyek Lembaga Penelitian Ilmiah dan Teknologi Türkiye (TUBITAK), Yurtsever mempelajari apakah mikroplastik ditransfer ke teh saat diseduh dengan kantong teh.
Berbicara kepada Anadolu Agency, Yurtsever mengatakan setidaknya 13.000 partikel mikroplastik masuk ke dalam teh dari teh celup.
"Di sini, dengan teknik yang saya gunakan dalam penelitian saya, kami dapat mendeteksi partikel mikroplastik hingga ukuran tiga mikrometer. Dengan kata lain, kami dapat mengatakan bahwa sekitar 13.000 mikroplastik antara tiga mikrometer dan lima milimeter masuk ke dalam teh," tambahnya.
Mengatakan bahwa ia juga mempelajari 11 teh celup dan 11 kantong teh celup dari merek yang berbeda, yang dikenal sebagai selulosa, dalam penelitian tersebut, Yurtsever menyatakan bahwa semua kantong teh celup itu terbuat dari tisu dengan tambahan plastik sedangkan empat teh celupnya terbuat dari 100 persen selulosa dan tujuh di antaranya berisi plastik.
“Saya menemukan 11 kantong teh poci yang saya periksa semuanya terbuat dari plastik dan plastik tersebut adalah poliester, polipropilen, dan polietilen,” ujarnya.
Menekankan bahwa tidak ada sifat plastik yang berubah bahkan jika mereka dibagi menjadi potongan-potongan kecil, Yurtsever menekankan bahwa mikroplastik yang tertelan atau bersentuhan menyebabkan efek toksik.
Dia lebih lanjut merekomendasikan menggunakan teh longgar daripada teh celup dan menambahkan bahwa "Akan lebih baik bagi konsumen untuk beralih ke produk yang sebenarnya tidak mengandung banyak kemasan. Kita dapat memilih teh curah."
“Kepraktisan teh celup tidak dapat disangkal, tetapi mereka benar-benar dapat memiliki efek dan beban tidak hanya pada manusia tetapi juga lingkungan,” katanya. (AA)