Maroko Larang Pemutaran Film Kontroversial Inggris Tentang Putri Nabi Muhammad

RABAT, MAROKO (voa-islam.com) - Pihak berwenang Maroko telah melarang film kontroversial Inggris tentang putri Nabi Muhammad, lapor Anadolu.

Dalam sebuah pernyataan, Pusat Sinematografi Maroko (MCC) mengatakan film "The Lady of Heaven" dilarang diputar atau dikomersialkan di Maroko.

Larangan itu muncul beberapa jam setelah Dewan Ulama, otoritas agama tertinggi Maroko, mengutuk film Inggris itu sebagai "pemalsuan fakta yang mencolok" dan "tindakan keji yang tidak dapat diterima oleh umat Islam."

Film The Lady of Heaven diketahui telah dirilis di Inggris pada 3 Juni lalu. Tetapi, setelah protes pecah di luar bioskop, jaringan bioskop terbesar kedua di dunia, Cineworld, membatalkan semua pemutaran film tersebut.

Dilansir dari The Hollywood Reporter, para pengunjuk rasa mengatakan penggambaran tentang beberapa tokoh penting dalam Islam pada film tersebut tidak akurat dan negatif.

Film kontroversial tersebut naskahnya ditulis oleh seorang pengkhotbah Syi'ah Yasser Al-Habib, yang terkenal karena sering menyerang Nabi Muhammad, istrinya Aisha, dua khalifah pertama dalam Islam, Abu Bakar dan Umar Bin Khattab serta tokoh-tokoh Islam lainnya lewat media sosial.

Selain tentang Yasser Al-Habib, film 'The Lady of Heaven' telah digambarkan kelewatan batas, yang menggambarkan wajah Nabi Muhammad lewat citra yang dihasilkan komputer, lengkap dengan suara yang dapat didengar, meski hal itu jelas dilarang dalam Islam.

Film itu dianggap telah rasis karena banyak karakter jahat yang diperankan oleh aktor kulit hitam.

Film 'The Lady of Heaven' merupakan penggambaran kehidupan Fatimah al-Zahra sebagai putri dari Nabi Muhammad SAW, tetapi tokoh-tokoh sekitarnya justru dianggap menyinggung banyak umat Muslim di Inggris.

Seorang perwakilan komunitas Muslim Sunni Inggris, mengatakan film itu sebagai alat untuk menghina semua umat Muslim, sehingga sudah seharusnya dilarang penayangannya.

"Al-Habib memiliki sejarah panjang dalam menyebarkan keyakinan sektariannya yang keji. Dia melakukan ini secara terbuka dan menghina semua Muslim, bukan hanya Sunni. Film ini tidak didasarkan pada fakta sejarah," tuturnya menyampaikan. (DBS)