View Full Version
Selasa, 26 Jul 2022

Menlu Taliban: Sanksi AS Menghambat Layanan Pemerintah Afghanistan Saat Ini

TASHKENT, UZBEKISTAN (voa-islam.com) - Penjabat Menteri Luar Negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Afghanistan telah menghambat aktivitas pemerintah Afghanistan saat ini.

Berbicara pada konferensi Tashkent yang diadakan tentang situasi Afghanistan, Muttaqi menyebut perang selama puluhan tahun dan sanksi AS sebagai alasan utama kemiskinan di Afghanistan.

“Perang 20 tahun mempengaruhi negara kita, sistem ekonomi kita berada di bawah sanksi ekonomi AS. Kemiskinan adalah salah satu masalah utama di negara kita. Tindakan ini tidak hanya mencegah transaksi uang tetapi juga mengurangi aktivitas pemerintah kita yang hanya menguntungkan rakyat, ”katanya.

Dia mengatakan bahwa Imarah Islam siap untuk terlibat dengan dunia berdasarkan saling menghormati.

Muttaqi mengatakan bahwa Afghanistan yang tidak stabil berbahaya bagi semua orang.

“Kami menyerukan AS untuk melepaskan aset Bank Sentral Afghanistan tanpa syarat apa pun dan mencabut sanksi ekonomi terhadap Afghanistan. Ini adalah langkah utama untuk normalisasi hubungan. Ini akan berdampak positif pada pikiran rakyat Afghanistan terhadap AS,” katanya.

Seorang anggota senior Imarah Islam, Anas Haqqani, yang juga merupakan bagian dari delegasi, mengatakan bahwa masyarakat internasional melihat perlunya keterlibatan dengan Afghanistan.

“Dunia melihat keterlibatan dengan Afghanistan sebagai kebutuhan. Sejauh ini, banyak pihak mengatakan hal-hal positif dan kami berharap dapat mendengar pidato yang baik dan melihat perkembangan yang baik. Negara-negara regional, termasuk Cina, Rusia dan beberapa negara lain, telah mengangkat suara mereka untuk membela Afghanistan dan menyerukan pembebasan aset Afghanistan, ”katanya.

Konferensi di Tashkent dilakukan karena sejauh ini tidak ada negara yang mengakui pemerintah Afghanistan saat ini.

Namun, diplomat Pakistan, Iran, Cina dan Rusia serta beberapa negara internasional lainnya hadir di Afghanistan. (TN)


latestnews

View Full Version