KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Taliban mengecam pembunuhan pemimpin Al-Qaidah Syaikh Ayman Al-Zawahiri oleh Amerika Serikat dalam serangan pesawat tak berawak di pusat Kabul.
Pembunuhan Syaikh Al-Zawahiri, seorang ahli bedah Mesir yang kepalanya dihargai hadiah $25 juta (-+Rp 371 miliar) untuk dugaan keterlibatannya dalam serangan 11 September 2001, adalah pukulan terbesar bagi kelompok jihadis tersebut sejak pendirinya Syaikh Usamah Bin Ladin terbunuh pada 2011.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (2/8/20220, Taliban menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran yang jelas” terhadap prinsip-prinsip internasional dan Perjanjian Doha, pakta 2020 yang ditandatangani oleh Taliban dan AS yang memfasilitasi penarikan pasukan internasional dari Afghanistan.
Serangan itu dilakukan di sebuah rumah tinggal di daerah Sherpur di Kabul, sebuah kantong diplomatik tempat banyak pemimpin Taliban tinggal sekarang, kata kepala juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam pernyataan itu.
"Tindakan seperti itu merupakan pengulangan dari pengalaman gagal selama 20 tahun terakhir dan bertentangan dengan kepentingan AS, Afghanistan, dan kawasan," kata Mujahid.
Serangan pesawat tak berawak itu adalah serangan udara AS pertama yang diketahui di Afghanistan sejak pasukan dan diplomat Amerika meninggalkan negara itu setelah Taliban mengambil alih pemerintah pada Agustus 2021. (Aje)