AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Polisi AS yang memburu pembunuh empat pria Muslim di sebuah kota di New Mexico, Selasa 9/8/2022), mengatakan mereka telah menangkap "tersangka utama" mereka dan mendakwanya dengan dua pembunuhan.
Pembunuhan itu, tiga di antaranya terjadi dalam beberapa minggu terakhir, telah mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh penduduk Muslim di Albuquerque, dengan para pemimpin masyarakat berbicara tentang rasa panik yang semakin meningkat.
Tetapi pada hari Selasa, para penyelidik mengatakan bahwa informasi publik telah mengarahkan mereka ke seorang imigran Afghanistan berusia 51 tahun, Muhammad Syed.
Terobosan itu terjadi setelah para detektif meminta bantuan publik untuk memecahkan kasus tersebut, mengeluarkan foto mobil yang mereka yakini terlibat dalam pembunuhan pria-pria Asia Selatan tersebut.
"Kami melacak kendaraan yang diyakini terlibat dalam pembunuhan baru-baru ini terhadap seorang pria Muslim di Albuquerque," tulis kepala polisi Albuquerque Harold Medina di Twitter.
"Sopirnya ditahan dan dia adalah tersangka utama kami atas pembunuhan itu."
The New York Times mengutip Ahmad Asssed, presiden Islamic Center of New Mexico, yang mengatakan bahwa dia telah diberitahu bahwa tersangka adalah seorang Muslim Sunni yang marah karena putrinya menikah dengan seorang penganut Syi'ah.
Pada konferensi pers, polisi mengatakan mereka masih menyelidiki motifnya.
Ketegangan meningkat di Albuquerque setelah penemuan mayat pada 5 Agustus di dekat kantor yang menyediakan layanan bagi para pengungsi.
Itu terjadi ketika polisi sedang menyelidiki kematian dua pria yang telah meninggal dalam 10 hari sebelumnya. Dua pembunuhan inilah yang didakwakan kepada Syed.
Sebuah pistol diyakini telah digunakan dalam pembunuhan itu ditemukan saat polisi menggeledah rumahnya.
Kematian seorang pria Afghanistan pada bulan November di kota itu juga sedang diselidiki untuk kemungkinan hubungan dengan pembunuhan baru-baru ini.
Serentetan pembunuhan telah membuat gelisah komunitas Muslim di kota itu.
“Sekarang, orang-orang mulai panik,” Tahir Gauba, direktur urusan masyarakat di Islamic Center of New Mexico, mengatakan kepada Albuquerque Journal sebelumnya. (AFP)