ISLAMABAD, PAKISTAN (voa-islam.com) - Pakistan mengumumkan keadaan darurat nasional dan memanggil tentara untuk membantu pemerintah sipil dalam operasi bantuan dan penyelamatan ketika jumlah korban tewas akibat insiden terkait hujan melampaui angka 900.
Keputusan itu dibuat dalam pertemuan tiga jam Kamis (25/8/2022) malam setelah pihak berwenang mengatakan banjir telah mempengaruhi lebih dari 30 juta orang di seluruh negeri, dengan mayoritas dari mereka mengungsi setelah rumah mereka rusak oleh hujan lebat, menyebabkan banjir bandang, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Perdana Menteri.
Selama pertemuan tersebut, Perdana Menteri Shehbaz Sharif memutuskan untuk mengirim pasukan dari tentara Pakistan untuk membantu pemerintah sipil dengan operasi bantuan dan penyelamatan.
"Perdana Menteri mengadakan konferensi darurat utusan asing yang berbasis di Islamabad untuk mencari bantuan masyarakat internasional," kata pernyataan itu.
Selama 24 jam terakhir, sedikitnya 34 orang tewas dan 50 lainnya luka-luka akibat insiden banjir dan hujan.
Sejauh ini, 937 orang telah kehilangan nyawa mereka, termasuk 343 anak-anak dan 198 wanita, sementara 1.343 lainnya terluka sejak pertengahan Juni, menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional (NDMA).
Banjir juga merusak 670.328 rumah, menghancurkan 122 toko, merusak 145 jembatan, dan merusak jalan sepanjang 3.082 kilometer, tambahnya.
Senator Sherry Rehman mengatakan kepada perwakilan lembaga donor internasional di konferensi bahwa hujan baru-baru ini melebihi rata-rata 30 tahun.
"Air ini tinggi sekarang tidak hanya di kedua sisi Indus di Pakistan selatan tetapi telah memicu fenomena banjir bandang baru di mana hujan turun dalam 7-8 siklus yang belum pernah terjadi sebelumnya, daerah banjir super dari langit tanpa ampun," tweetnya setelah pertemuan.
Sementara itu, organisasi internasional dan lembaga keuangan telah mengumumkan bantuan segera lebih dari $500 juta untuk para korban banjir setelah permintaan bantuan perdana menteri.
Bank Dunia telah mengumumkan bantuan $350 juta, Program Pangan Dunia $110 juta, Bank Pembangunan Asia $20 juta, dan Bantuan Inggris lebih dari $40 juta untuk korban banjir, menurut kantor perdana menteri. (AA)