JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Hamas hari Kamis (15/9/2022) mengumumkan keputusannya untuk secara resmi memulihkan hubungan dengan rezim teroris Bashar Al-Assad, sepuluh tahun setelah mereka terputus.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan terus "membangun dan mengembangkan hubungan yang solid" dengan rezim Suriah "dalam melayani bangsa kita dan tujuan-tujuannya yang adil, dengan tujuan Palestina pada intinya, terutama mengingat percepatan regional dan internasional. perkembangan yang mengelilingi tujuan kita dan bangsa kita."
Gerakan tersebut menyatakan penghargaannya kepada "kepemimpinan dan rakyat Suriah atas peran mereka dalam membela rakyat Palestina dan tujuan mereka yang adil."
Hamas berharap bahwa Suriah akan "memulihkan peran dan posisinya di negara-negara Arab dan Islam", menegaskan dukungannya untuk semua upaya tulus yang bertujuan memulihkan stabilitas, keamanan, kemakmuran dan kemajuan Suriah.
"Suriah telah merangkul rakyat Palestina kami dan faksi-faksi perlawanannya selama beberapa dekade, yang mengharuskan berdiri bersamanya, mengingat agresi brutal yang menjadi sasarannya," kata Hamas dalam pernyataannya, merujuk pada serangan berulang Israel di wilayah Suriah.
Gerakan ini mengecam keras agresi Israel yang berulang terhadap Suriah, terutama pemboman baru-baru ini di bandara di Damaskus dan Aleppo.
"Kami menegaskan posisi tegas kami pada persatuan tanah dan rakyat Suriah," bunyi pernyataan itu, menyerukan "mengakhiri semua manifestasi konflik di negara itu, dan mencapai rekonsiliasi dan pemahaman antara komponen, negara, dan kekuatannya melalui dialog serius. , dengan cara yang mencapai kepentingan bangsa dan melayani masalah-masalahnya."
Hubungan antara Hamas dan rezim Suriah terputus pada 2012, menyusul pecahnya revolusi Suriah dan kepergian gerakan itu dari ibukota Suriah, Damaskus. (MeMo)