View Full Version
Jum'at, 16 Sep 2022

Taliban Sebut AS Rampas Aset Afghanistan Yang Dibekukan

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Pihak berwenang Taliban pada hari Kamis (15/9/2022) mengatakan Amerika Serikat telah "merampas" aset Afghanistan, setelah Washington mengungkapkan rencana untuk membentuk dana eksternal untuk mengelola $3,5 miliar dari cadangan nasional yang disita.

Ketika Taliban kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu, AS membekukan aset bank sentral senilai $7 miliar, memperburuk krisis kemiskinan yang disebabkan oleh runtuhnya rezim lama dan penangguhan bantuan asing.

Awal tahun ini Presiden AS Joe Biden mengungkapkan rencana untuk membagi uang tunai, dengan setengahnya untuk bantuan ke Afghanistan dan setengahnya lagi untuk para korban serangan teror 9/11 yang memicu invasi pimpinan AS.

Sejak itu para pemimpin baru Kabul telah meminta Washington untuk membuka bantuan tunai karena Afghanistan telah dilanda krisis pangan musim dingin, jatuhnya ekonomi dan gempa bumi yang menghancurkan.

Tetapi pada hari Rabu AS mengatakan $3,5 miliar akan disimpan dalam dana yang dikelola secara profesional, karena tidak mempercayai kepemimpinan Taliban dengan uang negara.

"Aset rakyat Afghanistan telah dirampas oleh Amerika Serikat," kata juru bicara pemerintah Zabihullah Mujahid kepada AFP.

"Kami menganggapnya sebagai invasi terhadap properti warga Afghanistan," tambahnya. "Amerika Serikat bukan pemilik aset ini."

Dia menuntut dana tersebut dikeluarkan "tanpa syarat apapun".

Dana Afghanistan yang baru, yang berbasis di Jenewa, tidak akan memberikan bantuan kemanusiaan tetapi akan bertanggung jawab atas fungsi-fungsi inti bank sentral seperti membayar tunggakan internasional Afghanistan dan untuk impor listriknya - dan berpotensi untuk kebutuhan seperti mencetak mata uang.

Sejak akhir intervensi militer 20 tahun, AS dan negara-negara lain telah bergulat dengan bagaimana menyalurkan bantuan ke Afghanistan tanpa melalui Taliban.

"Saat ini tidak ada lembaga di Afghanistan yang dapat menjamin bahwa dana ini akan digunakan hanya untuk kepentingan rakyat Afghanistan," tulis Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo dalam sebuah surat kepada bank pusat negara itu, Da Afghanistan Bank (DAB), Rabu.

"Sampai kondisi ini terpenuhi, pengiriman aset ke DAB akan menempatkan mereka pada risiko yang tidak dapat diterima dan membahayakan mereka sebagai sumber dukungan bagi rakyat Afghanistan," kata surat yang diperoleh AFP.

DAB juga mengkritik rencana untuk menyimpan cadangannya di Swiss.

Mereka mengatakan itu "tidak dapat diterima" bagi institusi untuk menggunakan cadangan tersebut untuk apa pun selain kegiatan ekonomi yang sah, seperti menstabilkan pasar uang dan memfasilitasi perdagangan. (TNA)


latestnews

View Full Version