TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com) - Pasukan Zionis Israel baru-baru ini menempatkan sistem senjata yang dikendalikan dari jarak jauh di sebuah pos pemeriksaan di Hebron di Tepi Barat yang diduduki, surat kabar Israel Haaretz melaporkan.
Perangkat itu telah menyebabkan kecemasan bagi warga Palestina yang tinggal di Jalan Syuhada, sebuah lokasi di mana banyak pemukim ekstremis Zionis Yahudi Israel, yang secara teratur meneror warga Palestina, tinggal.
Sistem kendali jarak jauh itu dibuat oleh perusahaan Smart Shooter dan dapat menembakkan granat kejut dan gas air mata serta peluru karet.
"Sistem itu ditempatkan di tengah daerah padat penduduk, dengan ratusan orang lewat," kata pendiri Youth Against Settlements Issa Amro, yang berasal dari Hebron, kepada Haaretz.
"Setiap kegagalan teknologi ini dapat berdampak pada banyak orang."
Amro mengatakan mereke memandang ini sebagai "bagian dari transisi dari manusia ke kontrol teknologi" dan mengatakan warga Palestina telah menjadi sarana bagi "industri teknologi tinggi militer" Israel untuk bereksperimen dan berlatih.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan kepada Haaretz bahwa pihaknya sedang "memeriksa kemungkinan menggunakan sistem yang dikendalikan dari jarak jauh untuk penerapan langkah-langkah penyebaran massa yang disetujui", yang "tidak termasuk kendali jarak jauh dari tembakan langsung".
Ini adalah bagian dari "persiapan yang ditingkatkan" militer untuk menentang "pengganggu ketertiban di daerah itu", kata juru bicara itu.
Israel secara rutin menerima kritik global atas penggunaan teknologi canggihnya terhadap warga Palestina.
Menurut laporan Washington Post tahun 2021, mereka telah mulai menggunakan sistem pengenalan wajah bernama "Serigala Biru" terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Teknologi ini mengandalkan informasi seperti nomor identitas dan alamat, tetapi juga persepsi negatif tentara Israel terhadap perilaku orang Palestina yang mereka temui.
Pasukan Israel juga mulai menggunakan drone pada 2018 yang dapat menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa di Jalur Gaza yang terkepung.
Tahun lalu, mereka mengirim "robot semi-otonom" dengan senapan mesin ke perbatasan antara Gaza dan Israel, menurut The Defense Post. (TNA)